Singkawang, MC – Pelaksanaan Festival Hak Asasi Manusia (HAM) tahun 2023 yang akan dilaksanakan di Kota Singkawang Oktober mendatang mengangkat tema besar yaitu Bersatu Menjaga Martabat Manusia Indonesia Yang Adil, Toleran Dan Inklusif. Tema ini ditetapkan oleh tim penyelenggara dan tuan rumah karena relevan dengan kondisi saat ini, serta dapat merepresentasikan nilai kolektif yang ada di Kota Singkawang.

Hal ini disampaikan oleh Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani dalam kegiatan penandatanganan perjanjian kerja sama pelaksanaan Festival HAM tahun 2023 dan seminar HAM di Basement Kantor Wali Kota Singkawang, Kamis (7/9/2023).

“Kita semua patut berbangga hati dengan terpilihnya Kota Singkawang, kota yang oleh SETARA Institut dinobatkan sebagai kota tertoleran. Dengan kata lain para tamu yang terlibat dan hadir nantinya akan mendapatkan pengalaman yang berharga, merasakan bagaimana sebuah toleransi mendarah daging di kehidupan kota singkawang yang beragam.” ucapnya.

Jaleswari mengatakan terpilihnya Kota Singkawang sebagai tuan rumah merupakan hasil dari berbagai komponen penilaian oleh tiga lembaga yaitu KSP, International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan Komnas HAM RI. Kota Singkawang dinilai memiliki kebijakan, program kerja dan regulasi daerah yang beririsan dengan Hak Asasi Manusia.

“Namun tidak saja terhenti di tataran regulasi dan program. Keragaman budaya yang hidup di Singkawang juga ditopang oleh partisipasi masyarakat dalam menyuarakan aspirasinya. Ruang bagi pemuda bersuara dan beraktualisasi yang tumbuh subur juga turut memperkaya toleransi antar sesama lintas generasi di Kota Singkawang.” jelasnya.

Ia juga menjelaskan Festival HAM merupakan event Nasional yang menjadi langkah multi pihak dan digelar rutin tiap tahun. Harapnya semoga dengan adanya event Festival HAM tahun 2023 di Kota Singkawang ini dapat menjadi salah satu instrumen perluasan cakupan Kabupaten/Kota yang berbasis HAM di Indonesia.

“Tercatat setidaknya terdapat kurang lebih 39 hari kedepan menuju EVENT inti FESTIVAL HAM 2023 pada tanggal 16-19 oktober mendatang. Tidak saja menghadirkan tamu-tamu nasional tapi juga internasional. Oleh karena itu kita berharap semua dapat menyiapkan event ini dengan sebaik-baiknya. Dari sinilah praktek dan pengalaman baik akan menular dan menyebar ke berbagai Kota dan Kabupaten di Indonesia serta menjadi ajang unjuk diri etalase Indonesia kepada dunia.” ungkapnya.

Senada dengan yang telah dijelaskan, Komisioner Komnas HAM RI Putu Elvina juga menyampaikan Festival HAM tentunya dapat mendorong Kota Singkawang menjadi Kota HAM dengan terus melahirkan dan menjaga keberlangsungan kebijakan serta program-program yang lebih sensitif terhadap kebutuhan warga masyarakatnya.

Ia melanjutkan, definisi Kota/Kabupaten HAM adalah proses bagaimana dalam masyarakat dan sosial politik untuk konteks lokal HAM memainkan peran utama sebagai nilai dan prinsip-prinsip yang mendasar. Kota HAM juga dipahami sebagai tata laksana HAM dalam konteks lokal, di mana Pemda, DPRD, masyarakat sipil, organisasi sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya bekerja sama untuk meningkatkan kualitas hidup bagi semua penduduk dalam semangat kemitraan berdasarkan standar dan norma-norma HAM.

“Dan tatanan praktis Kota HAM berarti semua penduduk tanpa memandang ras, etnis, jenis kelamin dan warna kulit serta kebangsaan, status sosial khusus minoritas dan kelompok rentan dan terpinggirkan lainnya dapat berpartisipasi secara penuh dalam pengambilan keputusan.” tuturnya.

Ia berharap dalam rangka menyambut Festival HAM yang akan dilaksanakan ini seluruh pemangku kepentingan dapat saling bersinergi, berkolaborasi membersamai dan memastikan upaya yang konkret bagaimana Singkawang tetap on the track dan untuk kemajuan konsep-konsep HAM di Kota Singkawang.

“Kami titip kepada Pak Sekda selaku yang hadir, program atau anggaran selalu dimonitoring agar memastikan semuanya berlandaskan dan berbasis HAM. Kami sangat bersemangat dan membersamai menjadi mitra yang strategis untuk program-program selanjutnya. Kita harapkan beberapa tahun ke depan Singkawang menjadi Kota yang tidak hanya tertoleran tetapi menjadi Kota HAM di Indonesia.” tutupnya.

Bid. IKP