Singkawang, MC – Pemerintah Kota Singkawang menjalin kerjasama dengan PT. PLN (Persero) UPK Singkawang terkait penelitian dan pengembangan pengelolaan sampah menjadi bahan bakar jumputan padat (BBJP) untuk cofiring PLTU Bengkayang.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan kerjasama oleh Wali Kota Singkawang dan Manajer PT. PLN (Persero) UPK Singkawang di ruang rapat Wali Kota, Kamis (24/3/2022). Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menyambut baik kerjasama yang dibangun antara Pemkot Singkawang bersama PT. PLN (Persero) UPK Singkawang.

“Dengan adanya kerjasama ini, tentu akan menjadi solusi untuk membantu mengurangi sampah di Kota Singkawang. Di sisi lain, pengelolaan sampah ini nantinya diolah menjadi bahan bakar jumputan padat untuk cofiring PLTU Bengkayang. Jadi, kerjasama ini adalah win-win solution untuk kedua belah pihak,” ujarnya.

Sebelumnya, Tjhai Chui Mie beserta rombongan pernah melakukan kunjungan ke TPSA Bagendung di Kota Cilegon untuk mempelajari pengelolaan sampah menjadi bahan baku pembangkit listrik. Ia pun berharap kerjasama ini dapat mewujudkan tata kelola sampah yang berdaya guna bagi pemerintah dan masyarakat.

“Mudah-mudahan, wujud dari pendandatangan kerjasama ini bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Kota Singkawang. Maka dari itu, kedua belah pihak harus benar-benar fokus dan selalu dikawal dalam setiap pelaksanaannya,” tambahnya.

Di lain pihak, Manajer PT. PLN (Persero) UPK Singkawang Erfan Julianto mengatakan pihaknya akan terlebih dahulu melakukan penelitian selama 2-3 bulan untuk mengolah sampah menjadi bahan bakar jumputan padat tersebut. Setelah melihat tingkat keberhasilan dari penelitian tersebut, pihaknya kemudian akan memberikan peralatan dan pelatihan pengelolaan sampah menjadi bahan bakar jumputan padat sebagai tindak lanjut penandatangan kerjasama.

“Terlebih dahulu, kami akan coba lakukan penelitian dan melihat tingkat keberhasilan pengolahan sampah menjadi bahan bakar jumputan padat ini. Baru kemudian, kita akan lakukan kerjasama secara komersil,” ujarnya.

“Sebagai tindak lanjut, kami akan menyediakan pelatihan dan peralatan untuk mengelola sampah sehingga bisa menjadi bahan bakar jumputan padat. Bentuknya mirip seperti pellet yang akan menjadi tambahan bahan bakar utama kami, yaitu batu bara,” tambahnya.

Sejauh ini, pihaknya menggunakan campuran batu bara dan cangkang sawit untuk cofiring agar operasional PLTU dapat berjalan. Namun, harga cangkang sawit tersebut terus merangkak naik. Ia mengatakan pihaknya membutuhkan supply BBJP sebanyak 60 ton per hari. Maka dari itu, Ia berharap kerjasama ini lebih bernilai ekonomis sehingga dapat membantu operasional PLTU Bengkayang.

Bidang Informasi dan Komunikasi Publik