Singkawang, MC – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo RI menggelar kegiatan Joint Event KSO Khatulistiwa di Kantor Wali Kota Singkawang, Rabu (12/7/2023). Acara yang berkolaborasi dengan Trans Hybrid Communication (THC) digelar selama 2 hari ini mengangkat tema “Konektivitas Khatulistiwa Membangun Ekosistem Digital untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Barat”.
Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi Badan Usaha Kemenkomimfo RI Ade Dimijanty Sirait mengatakan dibentuknya kerjasama opersional antara pemerintah dengan pihak THC dalam rangka menyediakan layanan internet yang terbaik. Ia berharap kerjasama opersional ini dapat membawa perubahan lebih baik untuk Kalimantan Barat, khususnya Kota Singkawang.
“Kami menyadari bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Oleh sebab itu, kami butuh mitra. Dalam konteks ini, kami punya kerjasama operasional dengan THC yang sasarannya untuk menyediakan internet yang terbaik kepada rekan-rekan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan masyarakat,” jelasnya.
Sebelumnya, Ade sempat memperkenalkan kembali Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) yang baru-baru ini diluncurkan di Cape Canaveral, Florida. Satelit buatan Thales Alenia Space, Prancis tahun 2020 itu berteknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) berkapasitas 150 gigabita per detik (Gbps) dengan frekuensi Ka-Band. Tidak heran satelit SATRIA-1 dinobatkan sebagai satelit terbesar di Asia dan kelima di dunia.
“Pemerintah melalui Kemkominfo tidak hanya meluncurkan SATRIA, kita juga sudah membangun BTS untuk layanan cellular 4G untuk area yang blank spot. Area-area yang memang tidak visible secara komersial. Sebelumnya sudah ada 17.000 titik akses internet di seluruh Indonesia yang juga melayani tempat-tempat yang tidak terlayani secara komersial,” ujarnya.
“Joint event kita hari ini dengan judul yang dimaksud, kita mau fokus untuk Palapa Ring. Sudah disebutkan bahwa Palapa Ring Barat yaitu project 2 itu punya landing station di Kota Singkawang. Jadi, betapa istimewanya kota ini sehingga ditentukan sebagai salah satu landing station,” tambahnya.
Kedepannya, Ade juga berharap akan terbuka peluang kerjasama baru baik kerjasama transaksional maupun kerjasama pemanfaatan aset. Pihaknya juga mengundang kerjasama dari BUMDES demi mendukung kemandirian ekonomi desa.
“Teman-teman komersial mungkin belum berkenan hadir karena tidak visible secara komersial. Mungkin BEP (Break Event Point) atau titik impas untung-ruginya kelamaan. Tapi, kami butuh teman-teman dari Internet Service Provider (ISP) ataupun Network Access Protection (NAP) bisa kerjasama transaksional maupun kerjasama pemanfaatan aset. Semoga ada keberlanjutan dari acara ini,” terangnya.
Lebih lanjut, BAKTI Kominfo RI memiliki layanan Palapa Ring yang terbagi menjadi 3 paket, yaitu Palapa Ring paket Barat, Palapa Ring paket Tengah dan Palapa Ring paket Timur. Proyek Palapa Ring bertujuan untuk menghadirkan konektivitas pada 57 daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal) di Indonesia melalui jaringan Optik Fiber (Fiber Optic) dan Saluran Radio Gelombang Mikro (Microwave).
Palapa Ring memiliki peran strategis dalam meningkatakan konektivitas internet di Indonesia dengan infrastruktur telekomunikasi yang lebih baik demi kemajuan ekonomi dan sosial. Palapa Ring yang melewati Kota Singkawang dapat menjadi daya tarik bagi pelaku industri telekomunikasi.
Pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan di Kota Singkawang mendorong terciptanya peningkatan kebutuhan layanan telekomunikasi yang berkualitas. Sektor-sektor yang berpotensi lainnya, seperti potensi perkembangan bisnis online, perkembangan berbagai sektor pariwisata, sektor pertanian dan perkebunan yang berbasis teknologi.
Pj. Wali Kota Singkawang Sumastro mengatakan hal ini dapat menjadi peluang yang sangat besar bagi masyarakat secara khusus untuk mempecepat dan mendukung literasi digital di Kota Singkawang. Ia berpendapat kolaborasi pelaku industri telekomunikasi dengan pemerintah daerah akan membantu menjawab kebutuhan infrastruktur pada sektor-sektor yang terkena imbasnya.
“Manfaat yang dirasakan saat ini tentu saja dengan mudahnya masyarakat dalam mengakses internet berkecepatan tinggi sehingga berimbas dengan tumbuhnya perekonomian khususnya pertumbuhan ekonomi digital. Dalam menggarap potensi ini pelaku industri telekomunikasi perlu berkolaborasi dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan stakeholder lainnya,” ujarnya.
‘Penting untuk memahami kebutuhan lokal. Membangun infrastruktur yang handal dan menyediakan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayah Kalimantan Barat, termasuk di Kota Singkawang,” ujarnya.
Bid. IKP