Singkawang, MC – Kantor Kementerian Agama kota Singkawang menggelar bimbingan pra nikah bagi remaja di Kantor Walikota Singkawang, Selasa (9/11/2021). Kegiatan dimaksudkan untuk memberikan pendidikan seksual dan persoalan pernikahan dini yang ditujukan kepada anak-anak sekolah yang merupakan peserta bimbingan.

Bimbingan yang diikuti oleh 466 peserta dibuka oleh Wakil Wali Kota Singkawang. Peserta terdiri dari gabungan dari siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) kota Singkawang dan SMKN 2 Singkawang.

Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kementerian Agama kota Singkawang Azhari mengatakan negara mematokan usia ideal menikah di kalangan masyarakat Indonesia saat ini minimal 21 tahun. Patokan usia tersebut berpengaruh pada faktor kedewasaan seseorang. Selain itu, pada usia tersebut kecerdasan emosional dan kematangan pola pikir seseorang sudah terbentuk.

“Di kesempatan ini, kami membekali remaja kota Singkawang untuk memahami pendidikan seksual dan segala bentuk persoalan yang mungkin terjadi pada pernikahan usia dini. Harapannya, remaja-remaja kota Singkawang sedini mungkin memahami persoalan pernikahan dini melalui bimbingan pra nikah ini.” ujarnya

Studi menyebutkan remaja-remaja yang menikah sementara belum matang secara usia, pendidikan, dan finansial lebih beresiko mengalami gangguan mental, seperti kecemasan, stress, depresi. Kondisi ini umumnya terjadi karena ketidaksiapan dalam menjalani beban dan tanggung jawab yang diterima sebagai suami atau istri.

Wakil Wali Kota Singkawang Irwan menyambut baik bimbingan pra nikah bagi remaja ini.  Menurutnya, lima bahasa kasih adalah istilah popular yang digunakan untuk mengungkapkan rasa kasih sayang yang dapat dilakukan melalui lima cara. Antara lain, kata-kata pujian (words of affirmation), sentuhan fisik (physical touch), pelayanan (acts of service), memberi hadiah (gifts giving), dan waktu berkualitas (quality time).

Dalam menghadapi tantangan dan perkembangan zaman, Irwan juga berpesan agar remaja kota Singkawang memiliki karakter, kompetensi, dan keterbukaan wawasan. Baginya, generasi muda merupakan aset negara yang nantinya akan menggerakkan roda kehidupan bangsa Indonesia.

“Kaum remaja berada di usia yang rapuh dan rentan dari berbagai cobaan. Maka dari itu, kaum remaja ini butuh dibekali secara intelektual dan emosionalnya. Mereka juga butuh pendekatan religi untuk memodali kehidupan di masa mendatang. Karena generasi-generasi mereka inilah yang nantinya akan memegang roda kehidupan bangsa, khususnya di Indonesia.” ujarnya.

Bidang Informasi dan Komunikasi Publik