Singkawang, MC – Kota Singkawang terpilih sebagai tuan rumah kegiatan Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Kelima (PKB V) yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Kalimantan Barat, 11-12 Mei 2024 di Hotwl Swiss Bellin.
Acara dibuka resmi Pj. Wali Kota, Sumastro tersebut dilaksanakan dalam bentuk Simposium dan Workshop yang diikuti 250 peserta dari dokter Spesialis, dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran.
“Terima kasih kepada panitia yang sudah memilih Singkawang sebagai tempat pelaksanaan kegiatan ini,” ungkap Pj Wali Kota.
Melalui Dinas terkait, Sumastro telah mendesain Singkawang sebagai kota Medical Tourism, bahkan pihaknya memiliki MoU dengan pihak rumah sakit di Serawak, Malaysia dalam pengembangan SDM di bidang kesehatan.
“Layanan kesehatan kita ingin dikaitkan dengan pariwisata, dengan mendesain Singkawang menjadi tourism medical agar pasien kita tidak lagi berobat ke Kuching, Malaysia. Kita bahkan sudah punya MoU dengan pihak rumah sakit disana, para nakes kita nantinya akan diajarkan mengenai sistem hingga SOP yang diterapkannya,” ujar Sumastro.
Mengingat banyaknya peserta dari luar Kalbar, Sumastro berkesempatan memperkenalkan keunikan Singkawang kepada mereka. Ia dengan bangga menjelaskan kekayaan kuliner Singkawang yang terkenal penuh dengan cita rasa.
“Selaku tuan rumah saya ingin ibu/bapak sekalian bisa menikmati keunikan serta kuliner di Singkawang, yang bahkan pada waktu menjelang subuh pun masih ada warga kami yang berjualan makanan, jadi tidak usah khawatir dalam mencari makanan dengan rasa yang memanjakan lidah,” jelas Sumastro.
Sementara, Ketua Panitia, dr. Alexander mengatakan Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan tersebut merupakan pertemuan offline kedua pasca pandemi Covid-19 dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klinis (dokter umum dan dokter spesialis) dalam memberikan pelayanan kesehatan terpadu.
“Kami melaksanakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klinis dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terpadu,” kata Alexander.
Menurutnya, seorang dokter dan tenaga kesehatan dituntut profesional dan kompeten dalam memadukan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai perkembangan teknologi sehingga harus mengikuti pendidikan keprofesian berkelanjutan.
“Saat ini masyarakat kita berkesempatan mengakses pelayanan kesehatan, baik itu tingkat primer, sekunder dan tersier. Sehingga menuntut para dokter dan tenaga kesehatan untuk profesional dan kompetensinya harus tinggi dengan memadukan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai perkembangan teknologi, oleh sebab itu kita harus mengikuti kegiatan ini,” ujarnya.