Singkawang, MC – Gereja Perhimpunan Injil Baptis Indonesia (GPIBI) laksanakan Kongres untuk memilih ketua dan pengurus GPIBI Daerah 7 periode (2023-2027) di Hotel Wahana Inn, 27-28 September 2023. Acara dibuka resmi Pj. Wali Kota Singkawang, Sumastro.
Ketua dan pengurus terpilih nantinya akan bertugas melayani jemaat GPIBI Daerah 7, yang terdiri dari 19 Gereja di Wilayah Singkawang, Bengkayang dan Sambas.
Kegiatan bernuansa keagamaan disebut Pj. Wali Kota sebagai langkah merawat kebersamaan di tengah perbedaan dan GPIBI tidak hanya sekedar memberikan layanan kepada umat kristiani, namun juga diharapkan mampu berkontribusi dalam mendukung Singkawang sebagai kota Tertoleran di Indonesia.
“Saya sangat mendukung setiap kegiatan bernuansa keagamaan, karena itu adalah bentuk usaha merawat kebersamaan di tengah perbedaan, dan ketua serta pengurus GPIBI terpilih, saya harap mampu berkontribusi mendukung Singkawang tetap jadi kota Tertoleran di Indonesia,” sebutnya.
Ia mengajak seluruh hadirin memaksimalkan energi sosial yang baik demi menginspirasi umat, serta menjadikan agama sebagai alat pemersatu bangsa.
“Mari kita bangun energi sosial yang baik demi menginspirasi umat, dan jadikan agama sebagai alat pemersatu bangsa,” serunya.
Jelang Pemilu 2024, Sumastro mengingatkan kepada ketua dan pengurus GPIBI terpilih, tetap menjaga harmonisasi dan kedamaian di tengah umat. Ia tidak mau agama digiring ke arah politik identitas yang justru dapat berdampak buruk bagi bangsa dan negara.
“Saya titip kepada ketua dan pengurus GPIBI terpilih, ini kan sebentar lagi mau pemilu 2024, tolong ajari umat menjaga harmonisasi dan kedamaian, saya tidak mau agama di giring ke arah politik identitas yang bisa berujung pada perpecahan,” ujarnya.
“Perbedaan diantara kita, sudah sepatutnya dijadikan kekuatan membangun negeri, karena perbedaan hadir atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, hargailah perbedaan sebagai bentuk pengabdian dan kepatuhan kita kepada Tuhan,” tutupnya.
Senada dengan Pj. Wali Kota, Kakanmenag Singkawang, Muchlis mengatakan setiap perbuatan dan ucapan pemuka agama akan jadi panutan bagi umat. Oleh sebab itu, Ia ingin mereka menjadi inspirasi bagi umat, bukan penggalang aspirasi melalui umat.
“Orang-orang yang bergerak dalam keagamaan itu, setiap ucapan dan perbuatannya akan menjadi panutan bagi umat, sudah sepatutnya mereka menjadi inspirasi bagi umat, bukan untuk mendapatkan aspirasi melalui umat,” katanya.
Bid. IKP