Singkawang, MC – Dalam rangka memperingati satu abad Nahdlatul Ulama (NU), PCNU Kota Singkawang menggelar Zikir dan Istighosah Akbar di Pondok Pesantren Makarim El Akhlaq Kota Singkawang, Senin (6/2/2023) malam.

Genap sudah seratus tahun Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Dengan memegang teguh prinsip hubbul waton minal iman (cinta negara adalah bagian dari iman), yang pertama kali dicetuskan oleh KH. Hasyim Asyari pendiri NU.

Keteguhan akan prinsip tersebut itulah yang melahirkan sebuah konsep toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, namun tetap sesuai dengan syariat Islam. Sehingga semangat toleransi itu tersebar hingga ke seluruh penjuru negeri, tak terkecuali Kota Singkawang, yang telah berhasil mencatatkan namanya sebagai Kota Tertoleran di Indonesia.

Acara yang diisi dengan zikir, Sholawat, dan istighosah, ditutupdengan tausyiah sekaligus doa yang disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Makarim el Akhlak, Habib Helmi Farmadi Alhinduan. Yang merupakan cucu dari Habib Muhsin Al Hinduan, Panglima Hizbullah yang memimpin perjuangan santri melawan penjajah pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya.

Hadir dalam acara tersebut para Ulama, ustadz, Kiai dari seluruh Pondok Pesantren se Kota Singkawang, Plh Sekda Kota Singkawang, Ketua DPRD, Kepala Kemenag Singkawang, Kadis Pendidikan Kota Singkawang, serta jamaah majelis pengajian dan warga NU di Kota Singkawang.

Dalam kesempatan itu, Plh. Sekda Kota Singkawang, Asyir A Bakar, menyebutkan, acara ini merupakan acara yang sangat luar biasa. Ia mengajak kepada seluruh jamaah untuk merawat toleransi di Kota Singkawang Melalui Nahdlatul Ulama.

“Melalui NU inilah, mari kita rawat toleransi di Kota Singkawang,” imbaunya.

Ia juga meminta kepada Ketua PCNU Kota Singkawang, untuk segera merealisasikan pembangunan Sekretariat PCNU di Kota Singkawang melalui dana hibah yang telah diberikan oleh Pemerintah Kota Singkawang, melalui aspirasi dari Ketua DPRD Kota Singkawang.

“Saya berpesan kepada Ketua PCNU Kota Singkawang, untuk segera merealisasikan pembangunan Sekretariat PCNU Kota Singkawang,” pesannya.

Sementara itu, Kepala Kantor Agama Kota Singkawang, Muchlis mengatakan, NU adalah organisasi Islam yang tidak hanya berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan, namun juga menjadi pelopor merawat peradaban serta kebhinekaan di Indonesia Melalui konsep moderasi beragama. Moderasi beragama NU lah yang diterapkan di Kementrian Agama Republik Indonesia.

“NU tidak hanya berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Namun juga telah menjadi pelopor merawat peradaban dan kebhinekaan kita melalui konsep moderasi beragama” katanya.

“Moderasi yang ada di Kementrian Agama Republik Indonesia, adalah warisan dari NU,” tutupnya.

Merawat peradaban bagi NU tidak hanya sebatas peradaban di Indonesia, akan tetapi mencangkup peradaban dunia. Hal tersebut tercermin dari gambar dunia yang terdapat pada lambang Nahdlatul Ulama. Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua PCNU Kota Singkawang, Edi Purwanto. Ia menerangkan, dengan mendepankan adab serta akhlak, NU telah membuktikan keberhasilannya dalam menyebarkan Islam yang cinta damai, dan konsep dakwah NU telah banyak di adopsi oleh negara Islam lainya di Dunia, bahkan oleh negara yang mayoritas beragama non Muslim.

“Saya ingin sedikit menceritakan arti gambar dunia pada lambang NU. NU tidak hanya berperan dalam merawat peradaban di Indonesia, namun juga telah berhasil merawat peradaban dunia dengan menyebarkan Islam yang cinta damai melalui adab dan akhlak. Sehingga saat ini banyak dari negara timur tengah bahkan negara non Muslim yang belajar kepada NU dalam merawat peradaban di Indonesia,” terangnya.

Diakhir tausyiahnya, Al Habib Helmi Alhinduan, mengigatkan untuk menyebarkan ajaran Islam yang telah diwariskan para Wali Songo melalui NU, yang telah terbukti berhasil menyebarkan Islam tanpa harus melalui perperanagan. Karena ajaran NU selalu bisa bersinergi dan selaras dengan kearifan lokal yang ada di Indonesia.

Bidang Informasi dan Komunikasi Publik