Singkawang, MC – Karorena Polda Kalimantan Barat, Kombes Pol Deni Hermana melakukan rapat koordinasi bersama Wali Kota Singkawang dan jajaran terkait implementasi PPKM Mikro, kamis (8/7/2021).
Rapat koordinasi merupakan pemantauan yang dilakukan Satgas Covid-19 Kalimantan Barat terhadap implementasi PPKM Mikro di kota Singkawang.
Diketahui bahwa Kota Singkawang berada di Zona Merah, Karorena berharap Satgas Covid-19 kota Singkawang dapat berupaya menurunkan status Zona Merah kota Singkawang. Ia berpesan agar implementasi testing, tracing, dan treatment (3T) di kota Singkawang untuk lebih optimal.
Pemberian status zona berdasarkan klasifikasi warna ini sudah sering terdengar dalam perbincangan mengenai peta sebaran COVID-19 di suatu daerah. Seperti yang diketahui, istilah zona berdasarkan warna tersebut, antara lain Zona Hijau, Zona Kuning, Zona Orange, dan Zona Merah. Deni menyebutkan terdapat 15 indikator yang menjadikan suatu daerah masuk dalam salah satu klasifikasi warna tersebut.
“Ada 15 indikator yang menentukan status zona suatu daerah.” ungkapnya.
Indikator kesehatan masyarakat tersebut terdiri dari 11 indikator epidemologi, dua indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan dua indikator pelayanan masyarakat.
Dari 15 indikator kesehatan masyarakat tersebut, Deni mengutarakan salah satu penyebab kota Singkawang memasuki zona merah adalah dengan terpakainya ketersediaan Bed Occupancy Rate (BOR) yang ada di tiap rumah sakit.
“Dari 15 indikaror itu yang paling menonjol yaitu ketersediaan BOR. Terpakainya ketersediaan BOR ini mempengaruhi status zonasi kota Singkawang. Karena terjadi peningkatan kasus di kota Singkawang, sementara pasien terkonfirmasi sudah memenuhi ketersediaan BOR ini.” jelasnya.
Terkait hal ini, Ia berpesan kepada Satgas Covid-19 kota Singkawang agar optimalisasi posko-posko di tingkat kelurahan/desa dilakukan sebagai bentuk penerapan 3T.
“Harapan saya posko-posko di tingkat kelurahan/desa dioptimalkan untuk mendata testing, tracing, dan treatment. Dari data yang jelas tersebut, kita bisa tahu ketersediaan perangkat kesehatan, obat-obatan, sembako, peralatan vaksinasi, APD dan lain-lain. Kemudian percepatan vaksinasi, harus menyediakan banyak titik-titik vaksinasi dan disosialisasi kepada masyarakat.” ujarnya.
Deni menilai antusiasme masyarakat kota Singkawang terhadap percepatan vaksinasi akan semakin meningkat dengan penyediaan titik-titik vaksinasi di lokasi-lokasi yang berbeda.
“Sebenarnya masyarakat sangat antusias untuk mengikuti vaksin. Mungkin karena persoalan tempat yang terpusat, jadi masyarakat lebih was-was dan saling menjaga juga. Kalau lokasi vaksinasi dibagi ke beberapa tempat, saya pikir kita bisa lebih optimal memfasilitasi antusiasme masyarakat ini.” ujarnya.
Ia berharap masyarakat kota Singkawang menyadari situasi kota Singkawang yang tengah berada di zona merah. Deni juga berpesan kepada masyarakat kota Singkawang untuk berpegang pada pedoman penerapan protokol kesehatan dan peraturan PPKM Mikro kota Singkawang.
Sementara itu, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengapresiasi kunjungan Karorena Polda Kalimantan Barat terhadap pemantauan implementasi PPKM Mikro di kota Singkawang.
“Saya mengapresiasi beberapa tips dan masukan yang diberikan untuk percepatan penanganan Covid-19 dimana saat ini kota Singkawang berada di zona merah. Targetnya, kita mampu menurunkan status zonasi kota Singkawang ini selama 1 bulan kedepan. Khususnya, kami meminta kerjasama para pelaku usaha kota Singkawang untuk menuruti instruksi terkait jam operasional.” ujar Tjhai Chui Mie.
Tjhai Chui Mie menerangkan kondisi tenaga kesehatan di kota Singkawang dan meminta bantuan tim dari Polri untuk percepatan program vaksinasi.
“Untuk membuka titik-titik vaksinasi yang tersebar di kota Singkawang, tenaga kesehatan kita tidak mencukupi untuk memenuhi hal itu. Target kita dalam sehari mencapai 1.000 masyarakat yang divaksin. Sementara, kondisinya ada beberapa tenaga kesehatan yang terkonfirmasi dan berakibat pada capaian vaksinasi sekitar 800–900 orang per hari. Sehingga, saya meminta bantuan tim vaksinasi dari Polri untuk percepatan program vaksinasi ini.” terang Tjhai Chui Mie.
Government Public Relations