Singkawang, MC – Seminar Kebudayaan dengan tema Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Pelestarian Khazanah Budaya Melayu digelar di Rumah Adat Melayu Balai Serumpun Singkawang, Selasa (9/5/2023). Seminar ini menghadirkan dua narasumber yaitu Staf Khusus Ketua DP BPIP, Romo Benny Susetyo dan Dosen Filsafat UGM, Prof. Rizal Mustansyir.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Asmadi selaku Ketua Panitia mengatakan penguatan nilai-nilai Pancasila melalui budaya berbasis sekolah kearifan lokal, diimplementasikan secara terprogram dan secara keberlanjutan yang diikuti oleh seluruh peserta didik kelas sepuluh dan sebelas.
“Penguatan nilai pancasila melalui budaya berbasis sekolah kearifan lokal telah diimplementasikan terpogram. Diikuti khusus peserta didik kelas X dan XI,” kata Asmadi.
Budaya tersebut diantaranya sinau sosial, karawitan, banjari sebagai pendekatan nilai religius, tari tradisional, dan bela negara yang merupakan bentuk penanaman dan penguatan nilainilai Pancasila yang melahirkan sikap nasionalisme dan pentingnya menjaga persatuan ditengah kemajemukan sebagai identitas masyarakat Indonesia.
Ia mengatakan berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam memaksimalkan penguatan nilai-nilai Pancasila terhadap peserta didik di sekolah. “Namun upaya pemerintah tersebut harus didikung oleh semua elemen dalam masyarakat, bukan hanya guru di sekolah melainkan harus didukung keluarga, teman, dan diimbangi dengan lingkungan yang sehat dan berkualitas,” ujarnya.
Sementara, Staf Ahli Wali Kota Singkawang, Bujang Syukri mengapresiasi penyelenggaraan seminar ini. Menurutnya kegiatan ini merupakan salah Satu rangkaian agenda dalam rangka Hardiknas.
“Seminar ini juga sangat penting, untuk mengingatkan kembali para generasi muda bangsa tentang pentingnya melestarikan nilai-nilai khazanah budaya atau warisan budaya,” katanya.
Ia mengatakan dalam melestarikan nilai-nilai khazanah budaya tentulah berasaskan toleransi, keberagaman, kelokalan, lintas wilayah, partisipatif, manfaat, Keberlanjutan, kebebasan berekspresi, Keterpaduan, kesederajatan, dan gotong royong.
Menurutntya, Kota Singkawang memiliki 17 paguyuban budaya yang berkomitmen untuk membangun kotaSingkawang dengan tetap menjaga kelestarian warisan budayanya, menjaga keharmonisan antar budaya, dan tetap rukun santun dalam sikap dan kata.
“Dengan adanya komitmen bersama yang Membawa kota singkawang mendapatkan Predikat kembali sebagai kota tertoleran se Indonesia,” ungkapnya.
Ia berharap khazanah budaya melayu dapat menjadi tonggak dan penggerak utama toleransi yang dapat bersinergi dengan etnis-etnis lainnya di kota singkawang guna memelihara persatuan dan kesatuan.
“Kepada seluruh peserta seminar untuk selalu bersama-sama, bersinergi dan berkolaborasi untuk pemajuan kebudayaan Kota singkawang,” harapnya.
Bidang Informasi dan Komunikasi Publik