Singkawang, MC – Pemerintah Kota Singkawang melalui Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) menggelar rapat koordinasi persiapan Pengukuran Serentak Balita (PESERTA) Kota Singkawang yang digelar di Ruang Basement Kantor Wali Kota, Selasa (6/5/2025).

Menjadi suatu dukungan terhadap salah satu program prioritas 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota, kegiatan ini juga sebagai pematangan menyambut program PESERTA yang rencananya akan dilaunching pada tanggal 20 mei mendatang.

“Program pencegahan stunting dan pengukuran serentak balita ini masuk program tematik 100 hari Ibu Wali Kota. Jadi saya berharap betul ini jadi bagian perenungan semuanya agar tidak main-main dalam mewujudkan capaian ini,” ungkap Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro saat membuka kegiatan.

Sekda Sumastro menegaskan, setelah tanggal 20 Mei nanti diharapkan semua pilar dari tim percepatan dapat berkomitmen penuh dan berganteng tangan dalam meningkatkan capaian pengukuran di tahun ini.

“Setelah tanggal 20 Mei, Bapak dan Ibu semuanya harus tancap gas. Jadi kerja bukan prinsip biasa-biasa tapi lebih dari tahun lalu. Untuk rekan sejawat di Pemerintahan, semangat pilar TNI/Polri harus dapat kita imbangi,” tuturnya.

Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), cakupan pengukuran balita di Kota Singkawang rata-rata tahun 2024 berada di angka 46,94%. Angka ini tentu masih dibawah target pengukuran nasional yaitu sebesar 90%.

“Berulang-ulang saya sampaikan bahwa tidak sulit untuk menjangkau semua daerah Kota Singkawang, jadi tidak ada alasan capaian pengukuran tidak bisa ditingkatkan,” tegas Sumastro.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Achmad Hardin menyebutkan, cakupan penimbangan Kota Singkawang pada tahun 2024 berada di peringkat ke-8 dari 14 Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat.

“Angka ini lebih rendah daripada rata-rata provinsi Kalimantan Barat yang berada di angka 50,2%. Sedangkan persentase Balita Stunting Kota Singkawang pada tahun 2024 berada di peringkat ke-4 terendah dari 14 Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat,” katanya.

Dari 171 Posyandu yang tersebar di 5 Kecamatan dan 26 Kelurahan, Achmad Hardin mengatakan, posyandu aktif memberikan pelayanan setiap bulannya untuk 14.491 Balita yang terdata di aplikasi e-PPGBM. Namun hingga Maret 2025 cakupan pengukuran di Kota Singkawang baru mencapai 47,64%.

“Untuk meningkatkannya Dinas Kesehatan tidak bisa sendiri. Tentunya perlu dukungan semua pihak. Hasil yang telah kita capai tahun lalu harus dapat kita tingkatkan, dan hal yang menjadi catatan kita semoga dapat dikomunikasikan dalam kegiatan ini,” ujarnya.

Menurut Ahmad Hardin, meningkatkan cakupan pengukuran balita di Kota Singkawang bukan hanya berdampak untuk pencegahan stunting, tetapi juga mendeteksi secara dini status gizi balita. Jika ditemukan balita dengan permasalahan gizi maka dapat segera ditangani secara cepat dan tepat.

“Perlu disampaikan juga saat ini kita menduduki peringkat keempat terjadinya gizi buruk di Kalbar, harapannya dengan capaian pengukuran yang baik kita juga dapat mengintervensi penurunan angka gizi buruk ini,” tutupnya. (Do)

Bid. IKP/Kominfo