Singkawang, MC – Modernisasi pertanian menjamin peningkatan produktivitas pangan suatu daerah. Perubahan besar dari cara bertani yang tradisional menuju penerapan yang modern mencakup berbagai aspek yang meliputi kelembagaan pertanian, teknologi pertanian, pengembagan sumber daya alam dan regulasi.

Modernisasi ini merupakan kerangka revolusi industri di bidang pertanian. Untuk mencapai tahapan tersebut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat menggelar temu teknis hilirisasi teknologi dan inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Kalimantan Barat dalam seminar pembangunan pertanian.

Seminar yang mengusung tema “Eksistensi Penyuluhan Pertanian dalam menyongsong Pertanian 4.0” dibuka Wali Kota Singkawang di Swissbellin Hotel Singkawang, Kamis (26/8/2021).

Dalam sambutannya, Tjhai Chui Mie mengajak kepada seluruh peserta penyuluhan untuk turut mempromosikan hasil pertanian untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Selain itu, Ia menyarankan untuk menghadirkan inovasi dalam menyongsong pertanian 4.0.

“Sesuai dengan tema hari ini, mari kita promosikan dan tingkatkan produktivitas pertanian untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, khususnya di kota Singkawang. Kita ajak generasi milenial untuk peka dan melek terhadap perkembangan pertanian ini.” ujar Tjhai Chui Mie.

Ia mengungkapkan dengan kecanggihan teknologi di era serba modern ini, sektor pertanian juga perlu dikelola dengan memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman.” Kalau dulu dalam 1 tahun, kita bisa memanen sekali dengan hasil yang tidak seberapa. Sekarang, kehadiran teknologi canggih membantu kita untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian.” Ungkapnya.

Perwakilan BPTP Kalimantan Barat Agus Subekti mengatakan sektor pertanian kota Singkawang pada saat ini sedang berada di kerangka revolusi industri 2.0. Dikenal sebagai pertanian 2.0, sektor pertanian kota singkawang masih mengunakan alat mekanik.

“Saat ini, implementasi pertanian kota Singkawang masih menerapkan kerangka revolusi industri pertanian 2.0. Maka, dari itu, acara ini digelar untuk mempersiapkan diri menyongsong pertanian 4.0.” ujarnya.

Ia mengungkapkan kerangka revolusi industri pertanian 4.0 menerapkan sistem pertanian presisi yang dapat mendukung agro industri yang berkelanjutan. Setiap petani akan dibekali ilmu pertanian dengan memanfaatkan teknologi yang mutakhir. Hal ini menjamin produktivitas di sektor pertanian ke arah yang lebih berkualitas.

“Pada pola pertanian 4.0, petani dapat mengolah tanah, bercocok-tanam, merawat dan memanen secara presisi. Pemanfaatan perangkat teknologi yang mutakhir memberi informasi yang tepat bagi para petani dalam mengelola usahanya. Segala informasi yang dimaksud berkaitan dengan pengolahan pertanian, seperti perhitungan jarak tanam, ketersediaan bibit, dan pemakaian pupuk yang tepat.” katanya.

Bidang Informasi dan Komunikasi Publik