Singkawang, MC – Pj. Wali Kota Singkawang Sumastro menghadiri Tabligh Akbar dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam 1445 H di Masjid Al Ikhlas Pasiran, Singkawang Barat, Jumat (21/7/2023) malam.

Acara tersebut diisi lantunan Sholawat dan Salam kepada Junjungan Alam, Baginda Nabi Muhammad SAW, dilanjutkan tausyiah oleh Al Habib Muhammad Bin Abdullah Albahar, Pengasuh Majelis Da’watu Muhammad, Jombang, Jawa Timur.

“Mewakili masyarakat, saya ucapkan selamat datang kepada Habib Muhammad di Kota Singkawang,” ucap Pj. Wali Kota.

Sumastro berharap melalui Tabligh tersebut, dirinya beserta jamaah, mendapatkan siraman rohani yang akan menambah kematangan dan kedewasaan sebagai umat pilihan yang mempelopori perdamaian di tengah keberagaman masyarakat Singkawang.

“Semoga siraman rohani ini memberikan satu masukan yang penting untuk menambah kematangan dan kedewasaan kita sebagai umat pilihan dalam mempelopori perdamaian ditengah keberagaman masyarakat Singkawang,” harapnya.

Ia mengungkapkan bahwa perdamaian itu akan hadir melalui sebuah rasa persaudaraan, yang tidak hanya kepada sesama muslim, akan tetapi juga kepada sesama anak bangsa Indonesia.

“Perdamaian itu akan hadir melalui sebuah rasa persaudaraan yang tidak hanya pada sesama muslim tetapi juga kepada saudara kita sebangsa dan setanah air,” ungkapnya.

Menurutnya, keharmonisan di Singkawang, berawal dari kebaikan pribadi masyarakatnya, lalu terbina dalam kebaikan sebuah keluarga, hingga lahirlah kebaikan di lingkup yang lebih luas dalam bingkai NKRI.

“Keharmonis kita itu muncul, berawal dari kebaikan pribadi masyarakat kita, lalu kebaikan itu tumbuh dan terbina dalam keluarga sehingga melahirkan kebaikan di lingkup yang lebih luas dalam bingkai NKRI,” ujarnya.

Memasuki tahun politik di 2024, Sumastro mengajak seluruh hadirin untuk menjaga ketertiban dan perdamaian. Karena persatuan itu terlalu berharga untuk dirusak hanya karena perbedaan pilihan politik.

“Apalagi ini mau masuk tahun politik, mari kita jaga ketertiban dan perdamaian kita,” serunya.

“Karena persatuan itu terlalu mahal harganya untuk dirusak, hanya karena perbedaan pilihan politik,” tutupnya.

Bid. IKP