Singkawang, MC – Pemerintah Kota Singkawang mengapresiasi upaya PLN dalam mendorong peningkatan industri ekonomi kreatif di Kota Singkawang.
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan PLN lewat program TJSL telah banyak membantu pelaku UKM di Kota Singkawang, salah satunya salah satunya adalah Komunitas Pengerajin Batik Kote Singkawang.
“PLN lewat program TJSL -nya banyak membantu pelaku UKM di Singkawang sehingga mampu bertahan dan bangkit kembali pasca pandemi Covid-19,” katanya, Minggu (4/7/2022).
Menurutnya sinergitas antara Pemkot Singkawang dengan PLN UP3 Singkawang sudah terjalin dengan baik selama ini, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat melalui berbagai pembangunan sarana dan prasarana di Kota Singkawang dan sekitarnya.
Sementara itu, Manager PLN UP3 Singkawang, Achmad Meidiansyah, mengatakan bahwa untuk mendorong pertumbuhan usaha pengerajin batik Kota Singkawang, pihaknya telah mengucurkan bantuan berupa sarana prasarana membatik senilai Rp57 juta.
“Untuk mendorong usaha batik ini, kami menyalurkan bantuan berupa peralatan batik elektrik seperti canting listrik portable, kompor cap listrik dan kompor listrik. Selain itu, bantuan yang kami berikan juga berupa bahan baku membatik seperti kain dan lilin, serta perbaikan ruang galeri,” katanya.
Ia menambahkan bantuan ini merupakan wujud komitmen sinergitas berbagai pihak dalam membangun iklim perekonomian yang kondusif bagi pelaku usaha.
‘Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi batik, sehingga produk batik Kota Singkawang dapat semakin dikenal hingga ke mancanegara,” ujarnya.
Sementara itu, Priska Yeniriatno, founder Komunitas Batik Kote Singkawang mengaku bahwa bantuan dari PLN berupa peralatan membatik yang serba elektronik ini sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas usaha yang dijalankannya.
Ia mengaku sudah lama ingin menggunakan kompor listrik untuk membatik. Dengan kompor listrik, proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien. Kegiatan pembinaan terhadap para pembatik ke daerah-daerah yang sudah rutin dilakukan menjadi lebih praktis.
“Lebih praktis pakai kompor listrik, panasnya stabil. Apalagi kalau sedang melakukan pembinaan ke daerah-daerah, repot kalau harus membawa kompor minyak tanah, resiko tumpah dan sulit menyalakannya,” ujarnya.
Bidang Informasi dan Komunikasi Publik