Forum Diskusi Terpumpun di Singkawang. Foto : Prokopim

Singkawang, MC – Untuk mendapatkan perumusan ide dan gagasan terkait perluasan ruang publik, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang menggelar Diskusi Terpumpun (terpusat) di Kantor Wali Kota, Kamis (4/7/2024).

Dibuka resmi Pj Sekretaris Daerah, Aulia Candra, kegiatan ini menjadi bagian dari tahapan kerja pelaksanaan kegiatan Perluasan Ruang Publik Platform Indonesiana 2024 Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI.

Bicara Ruang Publik, Pj Sekda mengungkapkan Kota Singkawang masih terus membuka ruang bagi masyarakat, pemerintah, pihak swasta dan akademisi saling berinteraksi bertukar gagasan demi sebuah pembangunan.

Menurutnya, dalam pembangunan pemerintah tak mampu bekerja sendiri sehingga butuh masukan ide dan gagasan dari pihak diluar pemerintah.

“Pemkot Singkawang masih membuka ruang-ruang publik untuk ciptakan interaksi antara pemerintah, masyarakat, swasta dan akademisi. Terutama dalam pembangunan, kita tak mampu bekerja sendiri dan sangat butuh masukan-masukan dari seluruh elemen yang ada,” ungkap Pj. Sekda.

Lanjutnya, kerukunan dan toleransi masyarakat Singkawang jadi salah satu sumbangan terbesar dalam membantu pembangunan. Sebab dinamika tersebut banyak menarik investasi yang berimbas pada meningkatnya ekonomi warga.

“Bahkan di Singkawang masyarakat yang hidup penuh dengan toleransi saja itu adalah sumbangsih mereka dalam membantu pembangunan disini, karena dengan dinamika Singkawang yang aman dan tenang, itulah yang dapat menarik investasi,” kata Aulia.

“Jadi sumbangan itu tak harus berbentuk dana, melalui masyarakat menjaga silaturahmi dan toleransi serta menjaga ketertiban, itu sudah sangat bantu pemerintah,” lanjutnya.

Terkait nilai-nilai kebudayaan, Aulia berpesan untuk tidak melupakan kebudayaan bangsa. Oleh sebab itu, Ia mendorong pihak terkait aktif mempromosikannya melalui festival-festival hingga mengangkat cerita budaya ke layar lebar.

“Kebudayaan kita ini kaya, begitu juga sejarah kerajaan-kerajaannya, itu perlu kita angkat kembali melalui sebuah karya film bergenre kolosal agar kita tidak lupa akan sejarah bangsa kita sendiri,” ujar Aulia. (Gun)

Bid. IKP/Kominfo