Singkawang, MC – Kepala
Seksi (Kasi) Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinas
Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Mursalin, mengatakan pihaknya telah menemukan
108 kasus baru TBC.
Mursalin menjelaskan bahwa
dalam upaya pencegahan penularan tuber culosis (TBC) di Kota Singkawang,
diperlukan keseriusan dan komitmen serta kerjasama semua pihak.
“Semua pihak harus kompak
dan punya komitmen yang sama agar TBC di Kota Singkawang ini bisa dicegah semaksimal
mungkin,” katanya, Selasa (25/6/2019).
Penyakit TBC, menurut
Mursalin, merupakan penyakit menular yang disebabkan kuman TB Mycobacterium
tuberculosis yang masuk ke tubuh melalui pernafasan.
TBC merupakan penyakit
infeksi menular yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.
Penyakit TBC merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia, setelah HIV
sehingga harus ditangani dengan serius.
Ia mengatakan setiap pasien TBC harus ditemukan dan diobati sampai sembuh agar penularan TBC di Indonesia dapat dihentikan.
Peran keluarga pada gerakan
ini menurutnya sangat penting, karena semangat dan kepatuhan pasien untuk minum
obat di Kota Singkawang masih sangat minim.
Gejala TBC di antaranya batuk berdahak lebih dari dua minggu, mengalami sesak nafas, berat badan menurun, dan keringat di malam hari tanpa aktivitas. Jika ditemukan gejala, maka segeralah berobat ke Puskesmas atau ke Klinik terdekat untuk diperiksa dahaknya.
Penyakit TBC sangat mudah
menular, sayangnya kesadaran masyarakat untuk membawa keluarganya ke Puskesmas
atau Rumah Sakit masih sangat rendah.
“Karena TBC masih
dianggap sebagai penyakit yang memalukan, sehingga mereka enggan untuk mengakui
atau membawa keluarganya,” katanya.
Pemerintah selama ini telah
memberikan subsidi biaya pengobatan gratis. Asalkan penderita mau berobat ke
puskesmas atau rumah sakit sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
“Pemerintah menanggung biaya
pengobatan per orang rata-rata Rp50 juta per tahun, sayangnya peluang ini tidak
dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat,” ujarnya.
Pengobatan TBC memang harus
rutin dan lama, sehingga penderita kadang bosan untuk meminum obat yang telah
diberikan. Padahal dengan berhenti meminum obat, menyebabkan kumannya jadi
kebal dengan obat yang telah diminum.
MC. Kota Singkawang