Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di dua lokasi di Kota Singkawang. Lahan yang terbakar terjadi di depan SMK Negeri 1 Singkawang.

“Lahan yang terbakar lebih kurang 20×40 meter, untuk penyebabnya masih dilakukan penyelidikan oleh Polsek Singkawang Barat,” kata Humas BPKS Mandiri Singkawang, Johni Sun, Rabu (3/3/2021). 

Sementara itu, kebakaran lahan juga terjadi di Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara, Sabtu (27/2/2021).

Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Singkawang, Yuyu Wahyudin mengatakan, berdasarkan pantauan hotspot khusus di Kota Singkawang ada confidence mediun dan hasil ground check verifikasi hotspot yang terbakar di Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara.

“Berdasarkan pengamatan sepertinya lahan tersebut sengaja dibakar,” katanya. 

Untuk itu, dia meminta agar pihak kepolisian bisa melakukan penyelidikan terkait kebakaran lahan tersebut. 

“Secara pengamatan visual di lokasi HS (hotspot,red) luas areal lahan yang terbakar -+0,1 hektare,” ungkapnya. 

Untuk saat ini, kondisi api sudah padam. Jenis tanah di lokasi hotspot merupakan tanah mineral dengan vegetasi resam, ilalang dan pohon campuran.

Yuyu menambahkan, mengantisipasi terjadi Karhutla di Singkawang, pihaknya sudah melakukan upaya penguatan pencegahan Karhutla melalui patroli intensif pada daerah rawan Karhutla, memetakan desa/wilayah rawan Karhutla sebagai dasar lokasi patroli baik mandiri maupun terpadu.

Kemudian, meningkatkan peran serta masyarakat melalui pendampingan/advokasi pencegahan Karhutla, pendekatan sosiocultural, meningkatkan upaya penyadartahuan masyarakat yang berorientasi pada upaya perubahan perilaku masyarakat.

“Selain di atas, kita juga mengaktifkan Posko Siaga, monitoring data hotspot, mendesiminasi hasil telaah hotspot, patroli pencegahan, penyuluhan dan penyadartahuan kepada masyarakat akan dampak Karhutla, membangun jejaring kerja yang solid di tingkat tapak serta mobilisasi pemadaman dalam upaya penanggulangan Karhutla,” jelasnya. 

POLRES SINGKAWANG SIAPKAN PERSONEL DAN SARPRAS CEGAH KARHUTLA

Dalam rangka pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Singkawang, Polres Singkawang menggelar apel Pergelaran Personel dan Sarpras, Selasa (16/3/2021).

Apel yang dilangsungkan di halaman kantor Wali Kota Singkawang diikuti unsur TNI, Polri, Satpol PP, BPBD dan BPKS Kota Singkawang.

Wakil Wali Kota Singkawang, Irwan selaku Inspektur apel mengatakan apel ini bertujuan untuk mengecek peralatan, sarana dan prasarana serta kesiapan personel antar stakeholder dalam menghadapi karhutla di wilayah Kota Singkawang.

“Dengan apel ini seluruh stakeholder yang terlibat dapat saling bekerjasama dan siap digerakkan sewaktu-waktu apabila terjadi karhutla,” kata Irwan.

Irwan mengatakan pencegahan yang dilakukan sekarang merupakan tanggung jawab bersama guna mencegah terjadinya karhutla.

Upaya yang telah dilakukan, kata Irwan yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat melalui tiga pilar Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Lurah di setiap kecamatan.

Dihadapan peserta apel, Irwan menekankan beberapa hal dalam pelaksanaan pencegahan karhutla. Pertama, tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan moral dalam pelaksanaan tugas.

Kedua, lakukan konsolidasi kedalam sebagai alat kontrol baik terhadap keadaan personel maupun peralatan yang dipakai saat bertugas.

Selanjutnya yang ketiga, pelihara semangat kesiapsiagaan yang telah dicapai selama ini, hindari perilaku yang dapat menurunkan kewibawaan sebagai petugas maupun kesatuan.

“Dan keempat, pegang teguh disiplin, hirarki dan loyalitas serta profesionalisme perorangan maupun satuan,” ujarnya.

Irwan berharap seluruh stakeholder terkait dapat memanfaatkan momen ini sebagai sarana koordinasi maupun bertukar informasi tentang penanggulangan karhutla di Kota Singkawang. 

POLRES SINGKAWANG GELAR FGD BAHAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KARHUTLA

Polres Singkawang menggelar gelar Focus Group Discussion (FGD) pencegahan dan penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) tahun 2021 di Aula Hotel Dangau, Rabu (31/3/2021).

FGD turut dihadiri Kasdim 1202 Singkawang, Kabag Ops Polres Singkawang, BPBD, Manggala Agni, BKPS dan masyarakat.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Singkawang, Syafrudin mengatakan asap kabut akibat karhutla juga dapat mengganggu ketentraman hidup negara tetangga. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat menyatakan kota Singkawang sedang berada dalam potensi curah hujan rendah.

Kondisi ini menjadi perhatian yang berpotensi timbulnya Karhutla di Kalimantan Barat, khususnya kota Singkawang. Syafruddin mengungkapkan pada 27 Februari 2021, dari pemantauan data satelit menunjukkan adanya 741 titik panas (hotspots) di wilayah Kalimantan Barat, salah satunya berada di kota Singkawang.

Berdasarkan data yang dihimpun BPBD kota Singkawang, pada tahun 2018, dengan luas lahan sebesar 187 Ha terbakar dalam 50 kali kejadian. Pada tahun 2019, luasan lahan yang terbakar sebesar 565,9 Ha dengan total 102 kali kejadian. Pada tahun 2020, luasan lahan yang terbakar sebesar 2,9 Ha dengan total kejadian sebanyak 6 kali.

“Pada tahun 2021, sejauh ini sudah terjadi 2 kali kejadian dengan luasan lahan sebesar 1 Ha yang terbakar. Di triwulan awal pada tahun 2021, sudah terjadi kebakaran sebanyak 2 kali. Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama agar tidak ada kejadian tambahan lagi. Perlu solusi dan patroli terpadu untuk menekan angka ini,” kata Syafrudin.

Perlu penanganan preventif terhadap bencana seperti yang tertera di UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pada 22 Februari 2021 lalu, secara virtual Presiden Joko Widodo melakukan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Istana Negara.

Presiden meminta kepada kepala Kabupaten/Kota untuk memprioritaskan pencegahan dengan deteksi dini, infrastruktur pemantauan hingga ke tingkat bawah (camat, lurah, dan RT) untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, solusi permanen agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar, penataan hidrologi kawasan gambut agar tetap basah.

“Jangan biarkan api membesar sampai sulit ditangani. Penegak hukum beri efek jera kepada pelaku yang melanggar dan menyebabkan karhutla,” Tegasnya.

Sebagai bentuk tindak lanjut dari arahan Presiden tersebut, Pemerintah kota Singkawang bentuk Tim Satgas Karhutla kota Singkawang. Tim ini bersama Mangala Agni merumuskan penetapan status Siaga Darurat, pembentukan tim komando, dan penyusunan langkah terpadu.

Pihaknya, kata Syafrudin berupaya mencegah karhutla dalam bentuk himbauan tentang larangan dan bahaya dampak karhutla dengan pemasangan spanduk dan banner di 14 Kelurahan yang rawan karhutla

“Sejauh ini, BPBD berupaya mencegah karhutla dalam bentuk himbauan spanduk dan banner di 14 Kelurahan yang rawan karhutla,” ujarnya.

Untuk memaksimalkan edukasi karhutla, BPBD kota Singkawang bekerjasama dengan beberapa radio lokal. BPBD kota Singkawang juga terus melakukan monitoring ke Daerah Rawan Bencana dan mempersiapkan Sarana Prasana Bencana, seperti mesin semprot air.

Pada tahun 2021 telah terjadi karhutla di dua lokasi kejadian karhutla. Diantaranya di kelurahan Naram, kecamatan Singkawang Utara dengan luas lahan yang terbakar sebesar 0,1 Ha dan di kelurahan Pasiran, kecamatan Singkawang Barat dengan luasan sebesar 1500 meter.

Sementara, Kabag Ops Polres Singkawang, Kompol Habib Turhiba melaporkan bahwa pada bulan Januari hingga Maret 2021 ini belum ada kejadian karhutla yang terjadi kota Singkawang.

“Sejauh ini, Polres Singkawang terus melakukan pemantauan di titik panas (hotspot). Selain itu, Kepolisian juga melaksanakan giat bina karhutla untuk mencegah tejadinya kemunculan kebakaran hutan dan lahan.” ujarnya.

Kebakaran hutan dan lahan memliki beberapa dampak negatif, seperti kerusakan ekologis, menurunnya keankearagaman hayati, perubahan iklim, asap yang menggangu kesehatan pernapasan, dan mengganggu jarak pandang transportasi darat, laut, dan udara.