Singkawang, MC – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat  menggelar Workshop Kecapi Delapan Dewa di Kota Singkawang sebagai langkah konkret menjaga dan mengembangkan warisan budaya takbenda daerah, Senin (13/1/2025).

Kegiatan yang dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Singkawang ini menjadi ruang pembelajaran sekaligus ajang pelestarian kesenian tradisi yang telah menjadi identitas masyarakat Tionghoa di Singkawang.

Kadisdikbud Singkawang Asmadi, mengatakan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang belajar musik, tetapi juga langkah nyata dalam melestarikan identitas budaya daerah.

“Workshop Kecapi Delapan Dewa ini merupakan bagian dari upaya pelestarian kesenian tradisi di Kalimantan Barat, khususnya di Kota Singkawang,” ujar Asmadi.

Ia menjelaskan, Kecapi Delapan Dewa merupakan musik tradisi khas masyarakat Tionghoa di Singkawang yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2024.

Penetapan tersebut, menurutnya, bukan hanya pengakuan formal, tetapi juga tanggung jawab moral untuk menjaga, membina, dan mengembangkan kesenian tersebut agar tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.

“Kecapi Delapan Dewa adalah simbol nilai, filosofi, dan identitas budaya masyarakat yang diwariskan lintas generasi. Melalui nada-nadanya, tersimpan makna kebersamaan, keharmonisan, serta penghormatan kepada leluhur,” katanya.

Asmadi menekankan, pelestarian kesenian tradisi seperti Kecapi Delapan Dewa bukan pekerjaan mudah. Diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, budayawan, seniman, akademisi, hingga generasi muda.

Pemerintah daerah, kata dia, terus berkomitmen menyediakan ruang, fasilitas, serta dukungan program agar warisan budaya ini tetap lestari.

“Kami mengajak generasi muda untuk ikut serta dalam pelestarian tradisi. Jangan menganggap bahwa tradisi itu kuno. Justru dari tradisi kita memiliki akar yang kuat untuk menghadapi modernitas,” ujarnya.

Ia menilai, pelestarian budaya tidak harus berbenturan dengan perkembangan zaman. Seni tradisi seperti Kecapi Delapan Dewa dapat beradaptasi dengan era digital, antara lain melalui kolaborasi dengan musik kontemporer, publikasi media sosial, hingga pementasan berbasis teknologi.

Ia pun mengapresiasi kepada seluruh pihak yang berperan aktif menjaga warisan budaya di Kalimantan Barat khususnya Kota Singkawang.

“Semoga Workshop Kecapi Delapan Dewa menjadi wadah pembelajaran, pertukaran pengetahuan, dan pemicu semangat bagi kita semua untuk terus melestarikan kesenian tradisi di Kalimantan Barat,” ujarnya. (MC)

Bid. IKP/Kominfo