Persiapan Imunisasi Kejar di Kota Singkawang, Jumat (7/11/2025).

Singkawang, MC – Pemerintah Kota Singkawang bersama Kementerian Kesehatan RI menyiapkan pelaksanaan Imunisasi Kejar 2025 untuk mempercepat peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah yang hingga kini masih tertinggal.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang, capaian imunisasi bayi lengkap hingga September 2025 baru mencapai 22,8 persen dari target 60 persen, sementara jumlah anak yang belum pernah diimunisasi (zero dose) mencapai sekitar 2.000 anak.

Kegiatan Persiapan Imunisasi Kejar digelar di Singkawang, Jumat (7/11/2025) dihadiri oleh 239 peserta dari berbagai instansi lintas sektor, antara lain Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Bappeda Kota Singkawang, CDC (Centers for Disease Control and Prevention), Health Security Partners (HSP), Perkumpulan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), camat, lurah, koordinator imunisasi puskesmas, serta kader posyandu se-Kota Singkawang.

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang dr. Achmad Hardin mengungkapkan bahwa tren cakupan imunisasi di Singkawang terus menurun sejak beberapa tahun terakhir. Pada 2023, capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) masih di angka 49,5 persen, namun anjlok menjadi 33,15 persen pada 2024. Sementara imunisasi bayi lengkap hanya mencapai 27,2 persen pada 2024.

“Penurunan ini menjadi sinyal serius karena anak-anak kita menjadi sangat rentan terhadap penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi,” ujar dr. Achmad Hardin.

Menurutnya, rendahnya capaian imunisasi juga berpotensi memicu kejadian luar biasa (KLB) penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti campak, difteri, dan polio.

Selain faktor akses, masih banyak orang tua yang ragu membawa anaknya untuk imunisasi. Kekhawatiran terhadap efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), serta maraknya hoaks di media sosial, turut memperberat upaya pencapaian target imunisasi.

“Banyaknya informasi yang salah tentang imunisasi di media sosial membuat sebagian masyarakat enggan datang ke posyandu. Padahal imunisasi terbukti aman dan efektif,” tambah dr. Hardin.

Pelaksanaan Imunisasi Kejar akan dilaksanakan selama tiga minggu, mulai 12 hingga 30 November 2025, di seluruh wilayah kelurahan di Kota Singkawang, terutama di posyandu-posyandu. Kegiatan ini didanai melalui bantuan dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) yang disalurkan melalui Health Security Partners (HSP) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI.

Program ini menargetkan peningkatan cakupan imunisasi lengkap dan penurunan angka zero dose di seluruh wilayah Singkawang.

Wakil Wali Kota Singkawang Muhammadin yang hadir dalam pertemuan tersebut menyebutkan bahwa imunisasi kejar merupakan momentum strategis untuk mengembalikan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya imunisasi sebagai perlindungan dasar anak.

“Pelaksanaan Imunisasi Kejar ini bukan hanya tugas tenaga kesehatan, tetapi tanggung jawab kita semua. Saya berharap seluruh camat, lurah, dan kader posyandu mendukung penuh tenaga kesehatan agar tidak ada lagi anak Singkawang yang tertinggal imunisasi,” ujar Muhammadin.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan, CDC, HSP, PAEI, serta Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat atas dukungan besar mereka terhadap upaya peningkatan cakupan imunisasi di Kota Singkawang.

“Momentum ini sangat penting untuk menguatkan kembali gerakan imunisasi dan membangun perlindungan kesehatan bagi seluruh keluarga di Singkawang,” ujarnya. (MC)

Bid. IKP/Kominfo