Singkawang, MC – Pemerintah Kota Singkawang kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong budaya inovasi daerah dengan menyelenggarakan Singkawang Innovation Award (SINAR) 2025, ajang tahunan yang menjadi ruang apresiasi bagi pelaku inovasi dari berbagai kalangan.
Kompetisi ini tidak hanya melibatkan aparatur sipil negara (ASN), tetapi juga membuka kesempatan luas bagi pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum untuk menyumbangkan ide dan karya terbaik mereka demi kemajuan kota berjuluk “Kota Tertoleran” ini.
Puncak kegiatan SINAR 2025 berlangsung di Basement Kantor Wali Kota Singkawang, Rabu (25/6/2025), yang ditandai dengan seremoni penyerahan penghargaan kepada para pemenang oleh Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro.
Dalam sambutannya, Sumastro menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya terhadap antusiasme para peserta yang dinilai semakin meningkat dari tahun ke tahun.
“Tahun ini tampak lebih bergairah dibandingkan tahun lalu. Saya senang karena sebagian besar inovasi yang masuk berkaitan langsung dengan pelayanan dasar masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, dan UMKM,” ujar Sumastro.
Ia menambahkan, ajang seperti SINAR bukan sekadar kompetisi, melainkan merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pemerintah Kota Singkawang dalam menumbuhkan iklim kolaboratif dan kompetitif di berbagai lini pelayanan publik dan pengembangan masyarakat.
“Kita tidak hanya memberikan penghargaan, tetapi juga akan melakukan pembinaan lebih lanjut terhadap inovasi yang berpotensi untuk dikembangkan dan diterapkan secara berkelanjutan,” tambahnya.
Dalam kompetisi tahun ini, sejumlah inovasi berhasil mencuri perhatian dewan juri karena implementasi dan dampak nyata yang dihasilkan. Untuk kategori perangkat daerah, juara pertama diraih oleh Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM melalui inovasi bertajuk UMi Fest, sebuah program penguatan sektor usaha mikro yang berbasis pemberdayaan komunitas.
Juara kedua diraih UPT Puskesmas Singkawang Tengah II dengan inovasi Pelangi Catin (Pelayanan Gigi Calon Pengantin), sebuah terobosan dalam integrasi pelayanan kesehatan mulut dalam program pranikah. Sementara itu, juara ketiga diraih oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui program GS3KL (Gerakan Satu Sekolah Satu Kearifan Lokal), yang mengusung pelestarian budaya lokal dalam kurikulum sekolah.
Untuk kategori masyarakat, juara pertama diraih SDN 61 Singkawang lewat inovasi Puding (Pustaka Digital Learning), platform literasi digital berbasis sekolah. SMPN 10 Singkawang menyabet juara kedua dengan inovasi Me Sedap (Melestarikan Seni Dayak di Daerah Pasi), yang menempatkan budaya lokal sebagai medium pembelajaran. Juara ketiga jatuh pada Institut Sains dan Bisnis Internasional (ISBI) yang mengembangkan sistem pembelajaran berbasis proyek yang mengintegrasikan teknologi digital dan kearifan lokal.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Singkawang, Siti Kodam Mariana, dalam laporannya menyebutkan bahwa jumlah partisipasi tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Total terdapat 75 proposal inovasi yang masuk, terdiri dari gabungan peserta kategori perangkat daerah dan masyarakat.
“Dari 75 inovasi yang diinput, sebanyak 55 inovasi berhasil diseleksi tahap awal. Terdiri dari 20 UPT dan 35 dari masyarakat,” jelas Siti Kodam.
Setelah melalui proses penilaian berdasarkan indikator kematangan dan implementasi, hanya 27 inovasi yang dinyatakan layak masuk tahap penjurian final.
“Yang memenuhi skor kematangan terdiri dari 20 UPT dan 10 masyarakat. Ini menandakan semangat inovasi semakin tumbuh di berbagai lapisan masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut, Siti menegaskan bahwa inovasi yang terpilih sebagai pemenang bukan hanya unggul di atas kertas, tetapi telah dibuktikan secara langsung dalam penerapannya di lapangan.
“Kami tidak mencari inovasi yang hanya bersifat ide belaka atau ‘asal ikut’. Yang kami nilai adalah manfaat riilnya, dampaknya terhadap masyarakat, dan keberlanjutan penerapannya,” tegasnya.
Ajang SINAR 2025 dipandang tidak hanya sebagai lomba tahunan, tetapi juga sebagai salah satu pilar dalam memperkuat ekosistem inovasi daerah. Pemerintah Kota Singkawang berkomitmen menjadikan kegiatan ini sebagai tradisi yang mendorong setiap perangkat daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk terus bereksperimen dan berinovasi.
“Harapan saya agar inovasi-inovasi ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi dapat terus dikembangkan, diintegrasikan dalam program kerja, dan memberikan manfaat jangka panjang,” ujarnya. (Do)
Bid. IKP/Kominfo