Singkawang, MC – Dimulainya Operasional Bandar Udara Singkawang pada 18 April 2024 mendatang, akan menjadi catatan sejarah baru Kota Singkawang sebagai wilayah penyangga perbatasan yang memberikan efek bagi pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan dan jasa khususnya di Kalimantan Barat bagian utara.
Hal itu disampaikan Pj. Wali Kota Singkawang, Sumastro usai Rapat Lintas Sektoral terkait Rencana Operasional Bandar Udara Singkawang, Rabu (28/2/2024) di Ruang Rapat Wali Kota.
Pertemuan ini dilakukan untuk memetakan segala hal yang harus segera diselesaikan oleh setiap pengampu sesuai tugas dan fungsinya, khususnya infrastruktur akses jalan utama masuk bandara, kelistrikan, telekomunikasi dan air bersih.
“Kita menginisiasi pertemuan dalam rangka konsolidasi antar pihak dan stakeholder terkait. Dan alhamdulillah kita dapat respon sangat positif dengan kehadiran BPJN, dan juga ada persiapan operasional dari PT PLN, Pertamina, Telkom, Perumda AMGP dan pengelola bandara itu sendiri,” ujarnya.
Ia berharap pada peresmian operasional Bandara, Bapak Presiden RI, Joko Widodo bisa hadir dan meresmikan pengoperasian Bandar Udara Singkawang.
“Ini adalah capaian Presiden Jokowi di periode kedua kepemimpinannya, dan mimpi warga Singkawang selama 20 tahun ini akan segera terwujud, mudah-mudahan bapak Presiden bisa hadir untuk meresmikan Bandara Singkawang,” harapnya.
Tim Leader CSR Bandara Singkawang, Tjhai Chui Mie mengakui jika fokus pihaknya kini terletak pada interior terminal dan kawasan Bandara, serta penyelesaian penambahan panjang Runway.
“Kita kini tengah bekerja keras. Yang jelas seluruh aspek pelaksanaan operasional dan sarana pendukung bandara harus kita selesaikan,” kata Tjhai Chui Mie.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat, Irwan Chandra menegaskan jika tidak ada halangan, jalan akses utama bandara akan rampung paling lambat awal April 2024.
“Jalan akses bandara ini tinggal 4,3 km lagi, Insya Allah, jika tidak ada halangan berarti, paling lambat awal April sudah bisa dilalui untuk menuju masuk bandara,” tegas Irwan.
Lebih lanjut, Ia menceritakan lokasi yang didominasi rawa menjadi penghambat dalam pengerjaan jalan yang memiliki panjang 10,15 km dengan lebar struktur jalan 11 meter.
“Kendala selama ini disebabkan karena lokasi ini banyak rawa sehingga dalam pemasangan cerocok membuat pekerjaan terhambat dan akses jalan masuk cuma satu yaitu dari depan Pasir Panjang saja,” ujarnya.
Bid. IKP