Singkawang, MC – Setelah melalui serangkaian perjuangan sejak 2015-2018, Pusat Pelayanan Autis (PLA) Kota Singkawang yang sempat berstatus Unit Layanan Disabilitas dan Pendidikan Transisi (ULD-PT) akhirnya resmi menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah Layanan Disabilitas dan Pendidikan Transisi (UPTD LDPT) yang ditandai dengan lahirnya Peraturan Walikota Singkawang Nomor 10 Tahun 2024.

Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Karjadi menyebut sarana pelayanan pendidikan bagi penyandang disabilitas tersebut wujud komitmen Pemkot Singkawang dalam mencerdaskan anak bangsa.

“Kebanggaan bagi kita bersama telah ada suatu komitmen dalam mencerdaskan anak bangsa dengan menyediakan sarana Pelayanan Pendidikan di Kota Singkawang bagi penyandang disabilitas,” ujar Karjadi pada acara syukuran di UPTD Layanan Disabilitas dan Pendidikan Transisi, Kamis (14/11/2024).

Harapannya, UPTD LDPT Singkawang menyediakan akses pendidikan luas yang sesuai dengan potensi, minat, bakat dan kebutuhan penyandang disabilitas. Kemudian mampu mengenalkan kepada masyarakat akan hak-hak penyandang disabilitas guna mewujudkan Singkawang Cemerlang 2045.

“Kami harap UPTD LDPT ini mampu menyediakan layanan pendidikan luas bagi penyandang disabilitas sesuai potensi, minat, bakat dan kebutuhan penyandang disabilitas,” ungkapnya.

“Tidak hanya itu, keberadaan UPTD LDPT juga mampu mengenalkan hak-hak bagi penyandang disabilitas khususnya kepada warga Singkawang demi mewujudkan Singkawang Cemerlang 2045,” harapnya.

UPTD LDPT difungsikan sebagai sarana terapi bagi anak berkebutuhan khusus agar mereka bisa melanjutkan ke sekolah umum.

Di kesempatan yang sama, Plt Kepala UPTD LDPT, Nurul Kholifah mengatakan lahirnya Perwako tersebut menjadi motivasi pihaknya untuk terus memperjuangkan hak anak-anak berkebutuhan khusus.

“Terwujudnya Perwako inilah yang memberikan motivasi bagi kami untuk terus berjuang bagi anak berkebutuhan khusus,” kata Nurul.

Kesabaran dan keikhlasan para terapis dalam mendidik meski sering mendapatkan tindakan yang kurang menyenangkan dari anak didiknya, Nurul anggap bentuk dedikasi luar biasa.

“Mendidik anak autis dan berkebutuhan khusus itu tidak segampang mendidik anak normal, sering kali mereka mendapatkan tindakan kurang menyenangkan dari anak didiknya,” ujarnya.

“Namun kesabaran dan keikhlasan mereka itulah sebuah dedikasi yang benar-benar luar biasa. Saya berharap Pemkot Singkawang dapat meningkatkan kesejahteraan para terapis,” tambahnya. (Gun)

Bid. IKP/Kominfo