Lokakarya Mini Lintas Sektoral Puskesmas Singkawang Utara I. Foto : Erfa/Kominfo

Singkawang, MC – UPT Puskesmas Singkawang Utara I menggelar Lokakarya Mini (Lokmin) Lintas Sektoral Triwulan II sebagai upaya memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Kegiatan ini berlangsung di Aula Puskesmas Singkawang Utara I, Rabu (4/6/2025), dengan fokus pembahasan pada program Kampung Bebas Jentik (KBJ).

Kegiatan dihadiri berbagai pemangku kepentingan, antara lain Kapolsek dan Danramil Singkawang Utara, Sekretaris Camat, perwakilan Dinas Kesehatan dan KB, para lurah, serta kader Posyandu se-wilayah Singkawang Utara.

Kepala UPT Puskesmas Singkawang Utara I, Maulida, mengatakan, forum triwulan ini menjadi ruang strategis untuk evaluasi program serta penajaman langkah bersama dalam mendukung derajat kesehatan masyarakat. Pada lokakarya kali ini, perhatian utama diarahkan pada tindak lanjut penunjukan Kelurahan Setapuk Besar sebagai pilot project Kampung Bebas Jentik oleh Kementerian Kesehatan RI.

“Se-Indonesia, hanya lima provinsi yang ditunjuk. Salah satunya kita. Ini menjadi motivasi untuk lebih serius menangani kasus DBD, yang tahun 2024 kemarin tercatat mencapai 20 kasus,” ujar Maulida.

Melalui forum ini, Puskesmas bersama para mitra akan membentuk struktur organisasi dan kelompok kerja untuk menjalankan program KBJ. Selain itu, upaya penguatan edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik) akan terus ditingkatkan.

“Diperlukan kerja sama semua sektor agar masyarakat aktif berperan. Kita ingin keluarga-keluarga di Singkawang Utara benar-benar peduli pada lingkungan bebas jentik,” lanjutnya.

Lokmin ini juga menjadi momentum untuk memonitor program 100 hari kerja Wali Kota, khususnya pada dua program andalan di wilayah Singkawang Utara I, yaitu Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan pengukuran balita stunting.

Untuk cakupan pengukuran balita, wilayah ini telah mencapai 93 persen berkat metode jemput bola. Namun, pendekatan tersebut mulai menimbulkan dampak negatif pada kemandirian masyarakat.

“Kita temukan masyarakat jadi enggan datang ke Posyandu, karena terbiasa didatangi petugas. Ini tantangan baru yang juga harus kita diskusikan bersama,” kata Maulida.

Adapun cakupan data masih menjadi perhatian, mengingat laporan manual dari lapangan sering tidak tercatat optimal. Hal ini, menurut Maulida, mengharuskan semua pihak meningkatkan koordinasi dan transparansi data lintas sektor.

Melalui lokakarya ini, diharapkan lahir rumusan strategi dan rekomendasi yang dapat memperkuat sinergi, serta meningkatkan efektivitas layanan kesehatan berbasis masyarakat di Singkawang Utara. (Do)

Bid. IKP/Kominfo