Singkawang, MC – Pemerintah Kota Singkawang melalui Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) kembali menggelar Rapat Koordinasi Strategi Konvergensi Penanggulangan dan Pencegahan Stunting di Ballroom Hotel Mahkota, Rabu (13/11/2024).
Pembahasan rakor kali ini berfokus pada 11 program intervensi spesifik dalam menurunkan stunting yang menyasar pada remaja putri, dan bagi ibu hamil saat sebelum dan setelah melahirkan.
Adapun 11 program tersebut antara lain, konsumsi tablet tambah darah dan Screening anemia untuk remaja putri, pemeriksaan kehamilan dan konsumsi tablet tambah darah serta pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang, pemberian ASI eksklusif dan makanan tambahan protein hewani bagi balita, tatalaksana balita dengan masalah gizi, perluasan cakupan imunisasi serta edukasi rutin remaja putri, ibu hamil dan keluarga balita.
“Pada hari pertama rakor ini akan dipaparkan mengenai data stunting dan pengukuran serta kelompok beresiko di setiap kelurahan dan kecamatan. Dimana dari data tersebut akan diintegrasikan dalam rapat FGD pada hari kedua besok,” ucap Kepala Dinkes KB Kota Singkawang, Achmad Hardin.
Hardin mengatakan, segala bentuk kendala dan tantangan dalam penanganan stunting yang mungkin dialami sepanjang tahun 2024 ini diharapkan dapat bersama-sama dirumuskan dalam rakor ini. Sehingga menghasilkan output positif dan langkah perbaikan dalam pelaksanaan penanganan stunting di Kota Singkawang pada tahun 2025 nanti.
“Semoga rakor dan FGD dua hari ini akan ada solusi-solusi yang dibahas, terutama mengenai kendala lapangan di masing-masing daerah dengan karakteristik yang berbeda. Paling tidak di tahun 2025 harus ada peningkatan capaian pengukuran,” tutur Hardin.
Dalam arahannya, Pj Wali Kota Singkawang, Sumastro menyampaikan, upaya percepatan penurunan prevalensi stunting memerlukan komitmen yang kuat dan kolaborasi berbagai pihak untuk memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat kelurahan.
“Upaya-upaya kita mestinya juga menjadi bagian dari tanggung jawab bersama, terutama bagi keluarga yang berpotensi stunting,” katanya.
Sumastro menegaskan agar di tingkat kelurahan dan kecamatan dapat selalu gencar mulai dari memberikan edukasi kepada calon pengantin sejak memutuskan untuk memiliki anak, hingga membina masyarakat untuk lebih peduli dan menjaga gizi makan balitanya.
“Saya titip juga edukasi masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan untuk menghasilkan pangan bergizi tanpa harus membeli. Karena banyak orang tua yang takaran gizi anaknya tidak jelas, dan sering memberi makanan ringan pada anaknya.” tambahnya.
Sumastro berharap, melalui rakor ini dapat dilakukan mapping yang baik dan menghasilkan data yang jelas tentang kondisi riil permasalahan yang dihadapi masing-masing kelurahan.
“Kita tahu kinerja kita di tahun 2024, kalau bisa pesan kepada Dinkes untuk kita dorong lagi gerakan solidaritas nasional yang mungkin bisa melibatkan pihak CSR dan harapan saya semoga program pengentasan stunting ini bisa lebih efektif lagi di tahun yang akan datang,” harap Sumastro. (Do)
Bid. IKP/Kominfo