Singkawang, MC – Intensitas curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini di Kota Singkawang dikhawatirkan berpotensi menjadi media berkembangbiaknya Aedes Aegyfti dan penyebaran kasus demam berdarah (DBD) di Kota Singkawang.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat mencatatkan per Tanggal 27 September 2023 terdapat 3.047 kasus DBD dan menyebabkan 34 orang meninggal dunia. Sedangkan di Kota Singkawang sampai saat ini terdapat 68 kasus DBD dan 2 penderita meninggal dunia.
Mengantisipasi penyebaran kasus DBD di Kota Singkawang, Pj Wali Kota Singkawang mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing dengan 3M.
Disebutkan Sumastro, dengan menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, tong air dan tempayan.
“Membersihkan dan memanfaatkan kembali barang-barang bekas di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan,” kata Sumastro, Minggu (1/10/2023).
Selain itu, lanjut Sumastro, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan bubuk abate pada tempat penampungan air. “Masyarakat bisa mendapatkan bubuk Abate secara gratis di puskesmas-puskesmas di Kota Singkawang,” katanya.
Ia mengimbau, apabila ada anggota keluarga terutama anak-anak yang mengalami demam untuk segera mendatangi puskesmas, klinik atau fasilitas kesehatan lainnya untuk dilakukan penanganan medis.
“Kepada masyarakat yang anggota keluarganya menderita DBD, mohon untuk bekerjasama dengan petugas puskesmas untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi di sekitar rumah penderita untuk menentukan tindakan pencegahan yang tepat seperti fogging atau tindakan lainnya,” ujarnya.
Ia meminta kepada jajaran Dinas Kesehatan, Puskesmas, Camat, Lurah, RT dan RW untuk mendorong peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD melalui kegiatan PSN secara berkesinambungan.
“Mari, jaga keluarga kita dari penyakit demam berdarah dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita,” ajaknya.
Bid . IKP