Singkawang, MC – Pj. Wali Kota Singkawang menjadi narasumber dalam acara Stadium General (Kuliah Umum) IKIP PGRI yang diselenggarakan oleh Prodi PPKn Fakultas IPPS (Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial) IKIP PGRI Pontianak di Aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, Rabu (7/6/2023).

Kegiatan itu dilaksanakan dalam Rangka Kuliah Kerja Lapangan (KKL II) Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Pontianak.

Dalam Acara yang bertema “Peluang, Tantangan, dan Strategi Dalam Implementasi Pendidikan Multikultural, Pj. Wali Kota Sumastro menyebut, ketentraman dan kedamaian adalah kebutuhan dasar manusia, dan sangat bernilai harganya.

“Ketentraman dan kedamaian adalah kebutuhan dasar manusia, dan sangat bernilai harganya,” sebutnya.

Berdasarkan sejarah, demografi keberagaman di Singkawang berawal dari gagasan Sultan Sambas, untuk melakukan efisiensi dalam pertambangan emas pada masa lalu, yang melahirkan kebijakan mendatangkan tenaga ahli dari daratan Cina, yang menjadi awal terbentuknya keberagaman serta perpaduan kebudayaan di Kota Singkawang, jadi Keberagaman di Singkawang berasal dari kehendak sejarah.

Secara kultur kebangsaan kita, kata Sumastro, bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat bisa menerima perbedaan, dan itu menjadi nilai yang memperindah hasanah kehidupan bangsa.

“Secara kultur bangsa kita ini sangat menerima perbedaan, inilah yang memperindah hasanah kehidupan bangsa kita,” katanya.

Menjelang Pemilu serentak 2024, Sumastro mengingatkan kepada seluruh mahasiswa agar mengedepankan prinsip untuk menerima perbedaan, dan jangan lagi melakukan politik identitas yang dapat mengakibatkan kerusuhan dan perpecahan di tengah masyarakat.

“Sebentar lagi ini kita mau Pemilu serentak 2024, jangan ada lagi yang namanya politik identitas yang dapat berakibat kerusuhan dan perpecahan di tengah masyarakat, dan kita harus mengedepankan prinsip untuk menerima perbedaan,” pesannya.

Ia juga berkeyakinan bahwa toleransi yang ada di Singkawang dapat diterapkan di daerah lain, asalkan masyarakat memiliki kemauan kuat untuk mengamalkannya, tanpa merasa diri lebih eksklusif dibandingkan orang lain.

“Toleransi di Singkawang pasti bisa di terapkan di daerah lain, asalkan punya kemauan kuat untuk mengamalkannya, tanpa merasa diri lebih baik dari orang lain,” yakinnya.

Sementara itu, dipilihnya Singkawang sebagai tempat KKL Mahasiswa kali ini, agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih terkait multikultural, dikarenakan tingginya pengamalan nilai – nilai toleransi di Kota Singkawang.

Hal tersebut disampaikan Kepala Prodi PPKn IKIP PGRI Pontianak, Anwar Rubei dalam sambutannya. Ia bersama Mahasiswanya juga telah membuktikan bahwa Singkawang benar – benar pantas menyandang sebagai kota Tertoleran di Indonesia.

“Saya dan mahasiswa telah membuktikan bahwa Singkawang benar-benar pantas menyandang kota Tertoleran di Indonesia,” katanya.

Bid. IKP