Singkawang, MC – Pembacaan do’a dan tahlil pada Peringatan Haul ke-100 Sultan Muhammad Tsjafioeddin II di Rumah Melayu Balai Serumpun, Kamis (26/12/2024) malam, berlangsung dengan khidmat.

Turut dihadiri Pj Wali Kota Singkawang, Forkopimda, sejumlah tokoh Islam, budayawan dan tokoh melayu serta tokoh pemuda, acara tersebut juga diisi tausyiah yang disampaikan Ustadz Arnadi Arkan.

Pj Wali Kota, Sumastro mengatakan adanya peringatan Haul tersebut, salah satunya menunjukan peradaban di tengah masyarakat, khususnya melayu.

Sumastro menyebut alasannya karena Haul tidak hanya sekedar berdoa dan membaca tahlil, namun juga diisi dengan cerita sejarah atau manaqib dari orang-orang yang dinilai telah berdedikasi besar bagi kehidupan orang banyak.

“Dari Haul ini tentu kita juga akan diceritakan tentang sejarah hidup dari orang yang di haul kan, baik mereka yang berjasa dalam membangun peradaban di tempat kita berada, ataupun mereka-mereka yang telah mendedikasikan ilmu dan hidupnya untuk kemaslahatan umat,” ungkap Sumastro.

Menurutnya, peninggalan sejarah peradaban puak melayu wajib di syukuri.

“Arti sebuah peradaban yang wajib di syukuri ini, karena dengan peninggalan sejarahnya, kita tahu tentang peradaban puak melayu,” ucap Sumastro.

Keterikatan sejarah itu juga tampak dari proses pernikahan hingga lahirlah generasi saat ini, sehingga dinilai tak pantas apabila terjadi pertikaian antar sesama warga khususnya di Kalbar.

Dari sejarah itulah, ia berpesan generasi saat ini harus mengikuti dan meneladani tradisi pendahulunya, terlebih tradisi menuntut ilmu.

Dengan adat istiadat yang terawat dengan baik, ia yakin masyarakat melayu akan memiliki peradaban yang unggul hingga kapan pun.

“Kita ambil pelajaran dari pendahulu kita, kalau suatu daerah berbasis peradaban, maka masyarakat melayu akan unggul dengan adat istiadat yang terpelihara dengan baik,” jelasnya.

“Tradisi menuntut ilmu para pendahulu kita juga wajib kita teladani dan diikuti,” sambungnya.

Janganlah melupakan sejarah dan asal muasal kita, dengan sejarah akan lahir kekuatan untuk masa depan, membangun dan memajukan peradaban.

“Jangan sampai kita lupakan sejarah, karena itulah asal muasal kita, dan sejarah itulah yang memberikan kekuatan untuk kita di masa depan, membangun dan memajukan peradaban,” ujarnya.

Sebagai salah satu upaya merawat dan menjaga tradisi melayu, Ketua MABM Singkawang, Asmadi menyebut pihaknya telah menetapkan setiap bulan Muharram sebagai Pekan Kebudayaan Melayu.

Berlangsung selama seminggu, kegiatan tersebut akan dipusatkan di Rumah Melayu Balai Serumpun.

“Kita di MABM sudah menetapkan kalender tetap setiap bulan Muharram sebagai Pekan Kebudayaan Melayu, yang dipusatkan di Rumah Melayu selama seminggu sebagai upaya pelestarian budaya Melayu,” ungkap Asmadi.

Komitmenya, setiap kegiatan untuk pelestarian budaya terlebih menyangkut syiar Islam akan didukung penuh.

“Kita dukung penuh setiap kegiatan yang memajukan Kebudyaan kita, apalagi yang menyangkut melayu dan islam khususnya,” ujarnya.

Bahkan, dirinya ingin perjalanan sejarah terkait melayu di Kota Singkawang dibukukan, sebagai pembelajaran bagi generasi muda dan panduan bagi wisatawan yang berkunjung ke Singkawang. (Gun)

Bid. IKP/Kominfo