Singkawang, MC – Menindaklanjuti hasil dari Pelaksanaan Kegiatan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Kota Singkawang menggelar forum penguatan peran kader posyandu dalam pemantauan tumbuh kembang balita, di Basement Kantor Wali Kota, Selasa (23/7/2024).
Kegiatan ini turut menghadirkan perwakilan 161 Kader Posyandu se Kota Singkawang, Para Camat dan Lurah serta Kepala UPT Puskesmas se Kota Singkawang.
Pj Wali Kota Singkawang Sumastro mengatakan, agar pelaksanaan di lapangan berjalan efektif dan memperoleh hasil yang maksimal, setiap kader di Posyandu harus bertanggung jawab kepada tidak lebih dari 20 balita.
Sumastro pun meminta, apabila terdapat posyandu yang memiliki jumlah sasaran yang terbilang tinggi, diharuskan untuk membentuk unit posyandu baru. Hal ini dimaksudkan agar seluruh sasaran dapat terjangkau dengan baik.
“Saya minta kepada para kader semua agar masing-masing kader bertanggung jawab kepada 20 orang. Dan untuk kasus di Singkawang Utara, kalau memang ada yang tidak terdata harus bentuk posyandu lagi,” tegasnya.
Mengingat keberhasilan pengukuran bulan Juni lalu mencapai kurang lebih 80%, Sumastro berharap hasil ini dapat terus konsisten dan ditingkatkan. Terutama untuk beberapa Kelurahan yang berada di bawah angka 80%.
“Kemarin bulan Juni kita kerja sistem kebut semalam, sekarang kita harus lebih tersistematis. Dan saya harapkan dapat mencapai angka 80% lagi, maka kami juga akan berupaya memperjuangkan hak insentif kader-kader semua yang menjadi pejuang kemanusiaan ini,” tutupnya.
Plh. Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Mursalin mengatakan pertemuan kali ini untuk kembali menyikapi hasil capaian pengukuran balita di Posyandu yang sampai dengan minggu ke III bulan Juli masih berada di angka 32%.
“Bulan lalu kita hampir 80%, tapi bulan ini belum 40%, harusnya dipertahankan seperti bulan lalu,” tutur Mursalin.
Mursalin mengungkapkan, hal ini terjadi dikarenakan beberapa kendala diantaranya, terdapat Kelurahan dengan wilayah RT yang belum terjangkau Posyandu, terdapat Kader yang merangkap di beberapa Posyandu serta kendala lain seperti Posyandu binaan TNI/POLRI hanya melayani sasaran di lingkungan keluarga TNI/POLRI.
Namun demikian, paska aksi pengukuran jemput bola kemarin, Mursalin menyebut, angka pengukuran meningkat dari 4502 di bulan Mei menjadi 10.204 di bulan Juni. Dari angka tersebut pula angka balita stunting yang tercatat juga meningkat dari 633 balita menjadi 1258.
“Dari hasil pengukuran kemarin di lapangan banyak yang menemukan balita yang sebelumnya belum terdata. Itu karena memang sebenarnya balitanya ada. Jadi manfaatnya besar sekali, semakin banyak kita mengukur, semakin kita mengetahui data real stunting di lapangan,” ungkapnya.
Meskipun begitu, terdapat pula permasalahan baru yang timbul akibat dari aksi pengukuran jemput bola di akhir bulan Juni kemarin, dimana menyebabkan beberapa masyarakat menjadi tidak lagi rutin datang ke Posyandu.
“Terkait dengan beberapa masyarakat yang dulunya rutin tiba-tiba tidak lagi, itu saya harapkan kepada para kader agar dapat lebih proaktif memberikan penyuluhan dan edukasi,” kata Mursalin.
Bidang IKP / Kominfo Singkawang