Singkawang, MC – Wali kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan penataan kota pusaka di kota Singkawang sudah mulai dikerjakan. Diawali di jalan Pangeran Diponegoro dilanjutkan Jalan Setia Budi dan Jalan Budi Utomo.
“Kita sudah mendapatkan anggaran untuk menata kota Singkawang untuk lebih baik. Dan program ini sudah mulai dikerjakan,” kata Tjhai Chui Mie, Jumat (4/10/2019).
Dengan adanya program penataan kota pusaka ini akan mendukung Singkawang sebagai kota wisata di Kalbar.
Program ini akan menata dan merapikan secara fisik wilayah yang terkena imbas penataan kota pusaka, dimana design dan wajahnya sudah disosialisasikan kepada warga terutama mereka yang berdomisili di Jalan Diponegoro, Jalan Setia Budi dan Budi Utomo.
Akan ada ornamen ornamen menarik yang akan menjadi daya pikat warga.
“Dengan adanya penataan kota pusaka ini diharapkan wisatawan, pengunjung betah berada di Singkawang, lokasi penataan akan menjadi alternatif destinasi wisata selain tempat wisata yang sudah ada seperti wisata alam, pegunungan, pantai,” ungkap Tjhai Chui Mie.
Ketika wisatawan sudah betah. Maka akan berpotensi wisatawan untuk berbelanja makan minum, serta hal hal lain di Kota Singkawang yang muaranya meningkatkan perputaran perekonomian masyarakat Singkawang.
Oleh sebab itu, selain keamanan dan ketertiban, ia mengimbau agar kebersihan, kerapian, serta keramahan warga Singkawang juga perlu diperhatikan.
“Aman, nyaman dan tertib, maka kita harus ramah dengan setiap pengunjung sehingga memberikan kesan dan kesempatan wisatawan menjajal wisata Singkawang lebih lama,” jelasnya.
Program penataan kota pusaka yang diperkirakan rampung 113 hari masa kerja ini juga menitik beratkan pada penataan PKL yang ada.
Kita juga sudah meminta PKL mensukseskan program ini. Selain menjaga kebersihan dan kerapian. PKL yang ada tidak akan bertambah jumlahnya, mereka sudah fix jumlahnya sesuai laporan dinas perdagangan yang berisikan nama dan alamat serta gerobak PKL itu sendiri.
Makanya, PKL yang ada nantinya harus sudah beroperasi sesuai keteraturan jadwal. Mereka berjualan. Gerobaknya beserta perlengkapannya dibawa pulang pada pagi harinya, hal ini guna menjaga kerapian, keteraturan kota.
Tjhai Chui Mie juga menegaskan selama instansi teknis menjalankan program ini sudah berkali kali bertemu dengan warga yang terdampak program ini.
“Sudah ada sosialisasi. Warga mendukung program ini dan hal hal terkait komplain juga sudah disampaikan ke kita. Sekarang tinggal jalan,” jelasnya.
Ia berharap program ini berjalan sesuai tujuan program, karena pihaknya bersyukur kota Singkawang menjadi salah satu kota yang ditetapkan sebagai kota pusaka yang patut dilestarikan dari pemerintah pusat.
“Jadi mari kita jaga, kita pelihara, karena penataan dan membuat
kota tertata rapi ini kan kita juga yang bakal menikmati manfaatnya,”
harapnya.
MC. Kota Singkawang