Singkawang, MC – Melanjutkan pembahasan pengembangan kawasan ekowisata, Pemerintah Kota Singkawang kembali menggelar Rapat Koordinasi Rencana Pengelolaan Kawasan Penyangga Cagar Alam Gunung Raya Passi Singkawang yang dilaksanakan di Ruang Rapat Wali Kota, Kamis (30/1/2025).

Dalam kesempatan ini, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Singkawang, Siti Kodam Mariana memaparkan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Singkawang, di mana pada substansinya sudah mendelineasi kawasan ruang terbuka hijau berupa Rimba Kota yang juga dapat dimanfaatkan sebagai kawasan penyangga.

“Pada Perda ini kawasan penyangga disebut dengan rimba kota yaitu wilayah yang berbatasan dengan Cagar Alam Gunung Raya Passi yang sudah didelineasi, artinya sama hanya perbedaan nomenklatur,” ucapnya.

Terkait hal tersebut, Siti Kodam menjelaskan, terdapat tiga rencana aksi yang telah disusun di antaranya, pertimbangan penetapan rencana pengelolaan dengan Peraturan Wali Kota atau dilakukan oleh Gubernur Kalbar, melakukan identifikasi untuk membagi tipologi rencana pengelolaan serta membentuk tim kerja.

“Kemudian rencana kerja tim akan dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu, Pengumpulan data berupa survei atau observasi langsung, kajian pendukung dan studi komparatif, kemudian analisis keadaan dasar dan kecenderungan pengembangan, lalu rumusan dan rekomendasi rencana pengelolaan,” lanjutnya.

Mengenai kejelasan daerah kawasan penyangga, Pj Wali Kota Singkawang, Sumastro ingin agar dinas terkait dapat segera mengeluarkan regulasi yang tertuang paling tidak berupa Surat Keputusan Wali Kota dalam rangka penetapan Rimba Kota yang berbatasan dengan Cagar Alam Passi sebagai daerah penyangga.

“Jika ingin pembentukan tim kerja, saya harapkan jangan terlalu lama dibentuk. Mengingat ini momen di akhir kepemimpinan saya, dan saya juga yakin Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih nanti juga akan semangat melanjutkan rencana pengembangan ini,” tegas Sumastro.

Dan untuk rencana jangka pendek, Sumastro meminta agar dalam waktu dekat rencana revitalisasi kolam pemandian dapat diprioritaskan. Sehingga bagian kecil ini dapat menjadi spot wisata baru yang segera bisa dinikmati masyarakat.

“Kita jangan muluk-muluk, revitalisasi kolam saja dulu, jadi nanti bisa kita padukan dengan event baru, seperti misalnya festival gunung poteng saat musim durian tiba, kan jadi makin menarik pengunjung. Semoga itu yang segera kita dan masyarakat harapkan bersama,” ujarnya.

Selanjutnya, ia tentu sangat mengharapkan apabila dalam proses rencana pengembangan ini nanti akan ada keterlibatan maupun bantuan program dari pemerintah pusat melalui BKSDA Kalimantan Barat.

“Untuk dinas terkait, masukan dari saya tetap koordinir terus. Dan kepada Kepala BKSDA Kalbar dan rombongan tim, kalau memang ada program dari pusat jangan sungkan dibawa kemari untuk mendukung rencana pengembangan ini sehingga berjalan semakin baik,” pungkas Sumastro. (Do)

Bid. IKP/Kominfo