Singkawang, MC – Pawai Obor dan Lentera Ramadhan 2025 di Kota Singkawang, Rabu (26/2/2025) berlangsung meriah. Pawai dilepas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, Asmadi mewakili Wali Kota Singkawang di Halaman Mess Daerah.
Ribuan masyarakat dari berbagai kelompok, pelajar dan remaja tampak begitu bersemangat mengikuti parade yang rutin digelar di setiap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan sembari disaksikan ribuan warga yang tumpah ruah di sepanjang jalan yang dilalui peserta.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Asmadi menyebut Pawai Obor bagian dari pelestarian nilai luhur Kebudyaan.
“Kegiatan seperti adalah upaya kita melestarikan budaya luhur bangsa kita, mari kita bersama-sama menjaga nilai-nilai kebudayaan kita,” kata Asmadi.
Tidak hanya sekedar untuk menyambut datangnya bulan puasa, Asmadi menilai Pawai Obor itu wujud toleransi di tengah masyarakat Kota Singkawang.
“Melalui kegiatan ini kita tidak hanya menyambut bulan Ramadhan semata tetapi sebagai wujud toleransi antar umat beragama yang ada di Kota Singkawang ini,” sebutnya.
Sementara, Wakil Wali Kota Singkawang, Muhammadin melalui Video Confrence menyampaikan permohonan maaf berhalangan hadir langsung ditengah masyarakat Singkawang, karena harus menjalankan tugas negara di Akmil, Magelang.
“Saya memohon maaf tidak bisa ikut serta dalam pembukaan pawai obor karena masih ada tugas negara yang ada di Akmil Magelang, Jawa tengah,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Ia menyerukan kepada para remaja, untuk aktif di berbagai kegiatan-kegiatan positif saat menjelang dan menjalani bulan suci Ramadhan.
“Selaku Wakil Wali Kota Singkawang mengajak pemuda-pemudi mengikuti rangkaian demi rangkaian menyambut bulan suci Ramadhan yang sebentar lagi kita laksanakan,” serunya.
Di tempat yang sama, Ketua PHBI Kota Singkawang, H. Ruslan mengatakan kegiatan tersebut berdampak positif bagi generasi muda dalam mempraktikkan nilai toleransi.
“Semoga kegiatan ini memberikan nilai positif untuk generasi muda-mudi yang ada di Kota Singkawang bahkan di Nusantara. Hal ini bukan merupakan suatu tradisi tetapi simbol Kota Singkawang yang tertoleran di Indonesia,” harapnya. (Gun)
Bid. IKP/Kominfo