Singkawang, MC – Ratusan umat muslim hadiri Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW 1446 H/2024 di Masjid Raya Singkawang, Selasa (24/9/2024) malam.

Pj Wali Kota Singkawang, Sumastro bersama perwakilan Forkopimda turut hadir dalam acara yang diisi tausyiah oleh Habib Hasyim Bin Faris Bin Syekh Alkaf.

Selain zikir, Sholawat dan tausyiah, Maulid juga dirangkaikan dengan Haul serta pembacaan Manaqib Syeikh Akhmad khatib Sambas dan Syeikh Haji Basuni Imran.

Hal istimewa dalam perayaan maulid kali ini, ketiga pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang 2024 hadir duduk bersama dalam satu panggung.

Menanggapi hal itu, Pj Wali Kota Sumastro berujar selain berkat zikir, sholawat dan kehadiran dzuriyah baginda nabi Muhammad SAW, keakraban serta keharmonisan yang ditunjukkan ketiga paslon tersebut menunjukkan kedewasaan berdemokrasi yang mengedepankan nilai persaudaraan, persatuan dan kesatuan.

“Inilah proses demokrasi kita yang semakin hari semakin menunjukkan nilai-nilai positif dan kedewasaan berpolitik,” ujarnya.

“Kegiatan ini benar-benar berkontribusi positif tidak hanya bagi ukhuwah Islamiyah namun juga bagi ukhuwah Watoniyah kita sebagai sesama anak bangsa,” lanjutnya.

Ia pun tak henti-hentinya mengajak umat muslim selalu jaga kerukunan, persaudaraan, persatuan dan kesatuan.

Hal tersebut sejalan dengan predikat Singkawang sebagai kota Tertoleran di Indonesia.

Untuk itulah, Sumastro mengatakan tidak alasan bagi warga Singkawang berpecah belah.

“Karena Singkawang adalah acuan kehidupan toleransi di Indonesia, maka tidak alasan bagi kita untuk berpecah belah,” kata Sumastro.

Sumastro berharap agar seluruh muslim meneladani akhlak Rasulullah SAW.

“Jadilah sosok umat muslim yang mampu mentauladani akhlak Nabi muhammad,” harapnya.

Sementara dalam tausyiahnya, Habib Hasyim menyampaikan kekaguman pada Kota Singkawang dengan tugu Istighfar nya yang berdiri kokoh di pusat kota.

Beliau menjelaskan memperbanyak istighfar adalah salah satu ajaran Rasulullah SAW di awal kenabian.

“Nabi Muhammad SAW ketika pertama kali diangkat sebagai Rasulullah, yang diajarkan beliau itu bukan sholat, tapi dua kalimat syahadat dan Istighfar,” jelas Habib Hasyim.

“Karena istigfar adalah penggugur dosa,” ujarnya.

“Itulah yang saya kagumi ketika masuk pertama kali di Kota Singkawang, ada tugu yang menjadi pengingat kita untuk memperbanyak Istighfar,” ungkapnya. (Gun)

Bid. IKP/Kominfo