Singkawang, MC – Ladies program merupakan bagian dari rangkaian Rakerwil V Apeksi Kalimantan di yang digelar di Singkawang, Rabu (17/10/2024). Kegiatan ini bertujuan mempererat silaturahmi antar istri walikota selaku Ketua TP PKK.

Ladies program kali ini menyuguhkan penampilan tutorial mengolah kuliner khas Singkawang yaitu bubur pedas dan bubur gunting yang dilanjutkan dengan acara Besurung Saprah di Rumah Melayu Balai Serumpun.

Ketua TP-PKK Kota Singkawang, Sutirah mengajak seluruh hadirin mencicipi kuliner-kuliner di Singkawang serta pemandangan alamnya.

“Manfaatkan waktu ibu-ibu disini untuk mencicipi kuliner khas dan pemandangan alam Singkawang,” kata Sutirah.

“Saya harap ibu-ibu kedepan akan kembali lagi ke sini (Singkawang),” sambungnya.

Bercerita kiprah TP-PKK Singkawang, Sutirah menyampaikan misi mulia organisasi yang dipimpinnya.

Tidak hanya sekedar urusan yang berkaitan dengan OPD se-Singkawang, pihaknya juga terlibat dalam penggerak pembangunan dari bawah termasuk pula membangun karakter manusia berdasarkan Pancasila.

“Tidak hanya melayani kegiatan OPD, kami disini juga terlibat dalam pengerak pembangunan dari bawah termasuk membangun karakter manusia berdasarkan Pancasila,” ujarnya.

Sutirah juga bercerita sekilas tentang bahan baku kuliner bubur pedas yang didominasi sayuran.

Demi mempermudah untuk mendapatkan bahan baku tersebut, ia menggalakkan program menanam sayur di pekarangan rumah warga.

“Untuk membuat kuliner ini (bubur pedas), kami menggalakkan program menanam sayuran di pekarangan rumah agar kuliner khas dan bergizi ini bisa dengan mudah bahan nya didapatkan,” katanya.

“Soal karbo nya disitu juga ada beras, jadi semangkok aja sudah memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang,” tutupnya.

Salah satu peserta ladies program yang merupakan istri Pjs Walikota Bontang, Musyarofah merasa seperti berada di rumah sendiri ketika di Singkawang.

Ketua TP-PKK Kota Bontang tersebut takjub dengan keharmonisan dan kerukunan warga Singkawang.

“Memang sangat pantas Singkawang menjadi destinasi pelancong, karena memang sungguh harmonis, rukun dan guyub, dan itulah kesan yang saya rasakan,” ungkapnya.

Bicara kuliner yang disuguhkan, Musyarofah menyebut di daerah asalnya, bubur pedas disebut bubur asyuro yang disuguhkan ketika menyambut bulan Ramadhan saja.

“Bubur pedas ini kalau di tempat saya disebut bubur asyuro, dibuatnya juga pas mau masuk Ramadhan, kalau disini kan bisa dibuat tiap hari kan,” sebutnya.

“Disini cuacanya yang unik, sepertinya panas tapi kok kami merasa adem-adem aja ketika berada disini,” tutupnya. (Gun)

Bid. IKP/Kominfo