Foto bersama bincang-bincang sinema (BBS). Foto : Eko SR/Kominfo

Singkawang, MC – Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dit. PMM Kemendikbudristek) kembali memfasilitasi Bincang-Bincang Sinema (BBS) bertajuk “Filmmaker Goes To School”.

Program tersebut merupakan program strategis dari Yayasan Demi Film Indonesia (DFI) yang sudah berlangsung sejak tahun 2022. Dan pada tahun ketiga, program BBS ini berkesempatan hadir di Kota Singkawang yang akan berlangsung pada tanggal 3-6 Juni 2024.

Pj Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Aulia Candra merasa bangga Kota Singkawang kembali menjadi tempat pelaksanaan program-program bermanfaat. Ia berharap akan ada kecerahan bagi Kota Singkawang untuk melahirkan insan-insan perfilman melalui jalur pengembangan di sekolah.

“Anak-anak sekarang sudah banyak aktif membuat konten yang bisa dibilang telah masuk ke dalam konsep sederhana dari dunia seni peran. Kita berharap kedepan anak-anak kita ini nanti lapangan pekerjaannya bisa disesuaikan dengan passionnya. Dan semakin banyak yang tertarik dengan dunia perfilman dan seni peran,” ujarnya saat membuka kegiatan BBS di Aula Kartini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, Senin (3/6/2024) malam.

Perwakilan dari Dit. PMM Kemendikbudristek, Nuzul Kristanto mengatakan, Program BBS ini berfokus untuk mengenalkan dunia sinema guna menumbuhkan minat seni peran kepada anak-anak di Sekolah.

“Saya bersama teman-teman DFI melaksanakan program BBS fokusnya untuk mengenalkan ke sekolah terutama anak-anak SMA/SMK dan menumbuhkan minat seni film sedari dini kepada anak-anak berbakat di sekolah-sekolah,” tuturnya.

Nuzul Kristanto menambahkan, dengan melakukan kunjungan ke beberapa sekolah di Kota Singkawang tentunya juga untuk mengedukasi anak-anak di sekolah dari besarnya pengaruh suatu perfilman terhadap perkembangan kebudayaan.

“Besok akan melakukan kunjungan ke beberapa sekolah, kunjungan ini sekaligus sebagai langkah edukasi untuk membijaki nilai-nilai budaya yang dihadirkan dalam suatu film, yang memang sangat berpengaruh besar terhadap kebudayaan masyarakat terutama bagi generasi muda,” sambungnya.

“Terimakasih kepada Pemkot Singkawang dalam hal ini Dinas Pendidikan yang telah mendukung dan memfasilitasi kami untuk berkegiatan di Kota Singkawang, semoga kunjungan ini dapat berdampak positif ke depannya dengan kabar munculnya sineas-sineas yang handal dari Kota Singkawang,” pungkasnya.

Senada dengan hal yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang Asmadi menyebut program ini sebagai langkah maju dalam upaya mengintegrasikan seni peran ke dalam kurikulum pendidikan nasional.

“Memang kita hadirkan beberapa sekolah yang dari sana lahir bakat seni terkenal seperti Morgan Oi dan Ghea Indrawari, semoga nanti akan muncul lebih banyak lagi Morgan dan Ghea yang baru di Kota Singkawang,” ucapnya.

Asmadi menyatakan, salah satu kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya ialah tenaga pengajar untuk seni peran atau teater masih terbilang minim. Harapannya, dari Dit. PMM Kemendikbudristek dapat lebih memperhatikan hal ini dengan menghadirkan workshop atau program pengembangan kompetensi seni peran atau teater bagi para pengajar.

“Untuk mengatasi hal ini, kita berharap Kemendikbudristek melalui Dit. PMM dapat mempertimbangkan untuk menghadirkan program semacam workshop dan lainnya dalam pengembangan kompetensi pengajar untuk spesialis seni peran atau teater,” harapnya.