Singkawang, MC – Irjen Kemendagri RI Tomsi Tohir kembali memberikan penegasan kepada seluruh stakeholder terkait untuk terus berusaha keras agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan harga dan distribusi bahan-bahan pokok (Bapok) penting terutama selama Ramadan ini.
Penegasan itu disampaikan Tomsi Tohir saat membahas perkembangan inflasi edisi minggu pertama bulan Maret dan awal Ramadan 1445 H dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Rabu, (13/3/2024).
Rakor turut dihadiri Pj Wali Kota Singkawang secara virtual bersama Asisten Perekonomian dan Pembangunan dan Bagian Perekonomian dan SDA Setda di TCM Room Kantor Wali Kota.
“Rapat koordinasi yang pertama kali di bulan ramadhan tahun ini, yang sekaligus menjadi penekanan kita untuk terus berusaha keras dapat mengatasi permasalahan-permasalahan harga bahan-bahan pokok penting,” kata Irjen Kemendagri.
Tomsi Tohir mengatakan, di Minggu pertama bulan Maret ini hanya 15 Kabupaten/Kota yang memiliki penurunan nilai Indeks Perkembangan Harga (IPH). Untuk itu, Ia meminta adanya pendalaman lebih lanjut dari daerah lain terkait upaya penurunan IPH terutama bagi daerah yang berdekatan dengan 15 Kabupaten/Kota tersebut.
Tomsi Tohir juga menyampaikan, terdapat 196 Pemerintah Daerah yang telah melakukan Operasi Pasar sepanjang awal tahun 2024 ini yang termasuk didalamnya Kota Singkawang. Ia berharap kedepan akan lebih banyak Pemerintah Daerah yang menggelar Operasi Pasar.
“Mohon untuk kepala daerah untuk lebih memberikan perhatian terhadap operasi pasar. Jangan sampai minggu ke minggu mendekati lebaran, khususnya harga beras tidak dapat kita kendalikan,” ujarnya.
Sementara, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini menyebut, beberapa komoditas pangan menunjukkan tren peningkatan harga diantaranya cabai merah, minyak goreng, telur ayam ras, beras, daging ayam ras, dan cabai rawit.
Ia turut mengingatkan agar seluruh pihak yang terlibat di daerah untuk dapat memantau pergerakan harga pangan khususnya bagi komoditi hortikultura dan peternakan yang dikhawatirkan dapat bergejolak pada periode berikutnya.
“Harga pangan bergejolak khususnya pada hortikultura (cabai merah dan cabai rawit) dan peternakan (telur dan daging ayam ras) perlu dipantau. Mengingat kemungkinan potensi inflasi dari komoditas tersebut diperiode berikutnya,” jelasnya.
Untuk komoditas beras, di minggu pertama menurut Pudji berangsur mulai terkendali dengan masuknya masa panen dibeberapa sentra produksi.
“Di minggu pertama Maret, jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan harga beras semakin berkurang. Namun beras masih mengalami kenaikan harga di 75,28% wilayah di Indonesia,” ujarnya.
Bid. IKP