Singkawang, MC – Stabilitas harga dan ketersedian bahan pokok (Bapok) di Kota Singkawang masih terbilang aman. Hal ini perhatian bagi Pemerintah kota Singkawang dalam menjaga kebutuhan masyarakat kota Singkawang.
Kepala Dinas Perdangangan. Perindustiran, Koperasi dan UKM kota Singkawang, Muslimin mengatakan bahwa harga bahan pokok pada H-7 sebelum Idulfitri masih terbilang stabil. Menurutnya, ada beberapa komoditi pasar yang merupakan salah satu kebutuhan masyarakat Kota Singkawang mengalami penurunan harga, seperti cabe rawit.
Ia menuturkan sebelumnya harga cabe rawit mencapai harga diatas Rp100 ribu per kg dan sekarang sudah mengalami penurunan harga Rp60 ribu per kg. Selain itu, harga komoditas bawang merah dan bawang putih berkisar antara Rp30 ribu – Rp32 ribu per kg.
“Untuk saat ini, harga minyak goreng masih berkisar Rp14 ribu per kg dan terbilang cukup tinggi. Namun kenaikan harga ini sudah berlaku semenjak Januari 2021 yang lalu. Kabar gembiranya, yang menjadi kebutuhan pokok selain beras, menjelang Idul Fitri harga gula pasir berkisar Rp14 ribu – Rp16 ribu per kg. Namun, terjadi penurunan harga dimana harga eceran tertinggi (HET) gula pasir ini berada pada harga Rp12.500/kg.” Ujar Muslimin, usai rapat membahas stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok kota Singkawang di kantor Wali Kota, Rabu (5/5/2021).
Selain membahas stabilitas harga, Pemerintah Kota Singkawang juga membahas tentang ketersediaan bahan pokok untuk tiga bulan mendatang dan menjelang Idul Adha mendatang di BULOG dan distributor masih tercukupi.
“Stok beras, gula pasir dan bahan pokok lainnya, kami perkirakan masih tercukupi untuk memenuhi kebutuhan pasar hingga menjelang Idul Adha.” ujarnya.
Sementara, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah kota Singkawang, Sutiarno mengatakan bahwa rapat ketersediaan barang dan stabilitas harga bahan pokok kota Singkawang memang rutin dilakukan. Selain aspek-aspek tersebut, yang menjadi perhatian dan pembahasan adalah kualitas barang.
Ia mengatakan perekonomian pada kuartal I 2021, pada bulan maret berada pada posisi deflasi. Deflasi ini menggambarkan perekonomian kota Singkawang yang kurang bagus yang diakibatkan oleh penurunan daya beli masyarakat.
“Daya beli masyarakat yang menurun berdampak pada kondisi harga ikut menurun, karena pemintaan yang menurun. Inilah yang kita dorong untuk tidak terjadi. Sehingga pada rapat infrastruktur di bulan Maret, Pemerintah kota Singkawang melakukan percepatan untuk realisasi belanja Pemerintah.” ujarnya.
Ia menambahkan stabilitas harga pada bulan April 2021 mengalami inflasi yang masih terkendali. Namun, di sisi lain yang menjadi masalah adalah kekurangan ketersediaan daging beku sebagai pilihan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Alhamdullilah, pada bulan April 2021 ini terjadi inflasi yang masih tergolong terkendali. Tadi disampaikan oleh BULOG, ketersediaan daging beku ini sedang kosong. Hal ini dikarenakan oleh efek pandemi COVID-19 yang terjadi pada agen-agen penyuplai daging beku di India. Solusinya, ketersediaan daging ayam untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan harga yang masih cukup terkendali yaitu Rp38.000/kg.” Ujarnya.
Terlepas dari kekurangan ketersediaan daging beku tersebut, kebutuhan pasar terhadap ketersediaan telur untuk menghadapi perekonomian kota Singkawang tahun 2021 menjelang Idul Fitri masih terbilang aman.