Singkawang, MC – Forum Anak Kota Singkawang (FANTASI) sampaikan aspirasi dan kebutuhan anak kepada Gubernur Kalbar, Ria Norsan dan Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie saat pelaksaan Musrenbang RPJMD tahun 2025-2029 dan RKPD tahun 2026 di Basement Kantor Wali Kota, Rabu (23/04/2025) lalu.

Aspirasi tersebut disampaikan FANTASI lewat sebuah maket yang menyimbolkan permasalahan yang dihadapi anak di Kota Singkawang. Sehingga diharapkan mendapat respon positif dari Pemerintah, sebagai pemenuhan hak partisipasi anak dalam pembangunan.

“Ini adalah hak kami sebagai anak untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Semoga Pemerintah merespon positif, agar permasalahan anak di Kota Singkawang segera teratasi,” kata Wakil Ketua FANTASI, Naeema Asyifa, Jumat (25/04/2025).

Naeema mengatakan, ia bersama rekannya Aqil Adyatma, menyampaikan tiga isu prioritas saat Musrenbang tersebut berlangsung.

Pertama, dirinya menyebut perlunya pembangunan fasilitas seperti penerangan jalan, perbaikan jalan rusak dan rawan kecelakaan serta membangun fasilitas untuk anak-anak mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.

“Kita sarankan pemerintah segera memberikan lampu jalan khususnya di daerah Singkawang Selatan, Singkawang Utara dan Timur. Kami harap juga Pemkot bisa membangunkan fasilitas bagi anak-anak Singkawang mengisi waktu luangnya,” ujar Naeema.

Pihaknya menyoroti kerusakan di jalan Pramuka, Singkawang Tengah, serta simpang 4 jalan Firdaus yang menjadi lokasi rawan kecelakaan dan telah banyak menelan korban.

“Di jalan Pramuka itu perlu segera diperbaiki, satu lagi di simpang 4 jalan Firdaus, yang terkenal rawan kecelakaan,” sambungnya.

Isu kedua yang disampaikan terkait permasalahan sampah. Pihaknya menyarankan Pemkot melakukan kerja bakti, serta memfasilitasi pemilihan dan pengomposan sampah.

“Banyak lokasi sampah seperti di jalan terminal induk, P. Natuna, sungai Taman Burung, bahkan di kawasan air merah, bukit batu dan pasar rakyat Bagak. Itu perlu segera dilakukan kerja bakti di lokasi itu, dan pemerintah juga perlu membangun fasilitas pemilihan dan pengomposan sampah,” ungkapnya.

Pergaulan bebas menjadi isu terakhir yang disampaikan dalam Musrenbang. Fenomena banyaknya remaja yang terlibat pergaulan bebas, diharapnya mampu diatasi pemerintah dengan menerapkan pembatasan jam malam bagi anak.

Bagi remaja yang terlibat tindakan anarkis yang merugikan banyak orang, Naeema menyarankan, mereka harus diberikan sanksi sosial yang tegas.

“Kita bisa lihat sekarang banyak remaja yang keluyuran malam-malam di sejumlah lokasi di Singkawang. Bahkan banyak mereka yang terlibat tindakan melawan hukum, itu harus diberikan sanksi sosial tegas atas perbuatannya, yang sudah banyak meresahkan dan merugikan masyarakat,” jelasnya.

“Pemerintag harus membuat aturan baik jam malam bagi anak dan juga larangan merusak fasilitas umum,” tutupnya. (MC)

Bidang IKP/KOMINFO