Singkawang, MC – Dalam upaya memperkuat sinergi pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf), Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Singkawang menggelar Pelatihan Digital Marketing Tahun 2025 di Murraya Hill Singkawang, Senin (29/9/2025).
Kegiatan ini mengusung tema “Go Digital, Grow Global” dan ditujukan untuk meningkatkan kapasitas pelaku ekraf agar mampu memanfaatkan teknologi digital dalam memperluas jangkauan pasar sekaligus mendukung daya tarik pariwisata daerah.
Kepala Disparpora Kota Singkawang, Heri Apriadi, mengatakan pelaku ekraf saat ini dituntut tidak hanya menghasilkan produk yang inovatif dan berkualitas, tetapi juga pandai dalam memasarkan produk di era digital.
“Dengan memanfaatkan media sosial, e-commerce, website, hingga konten digital, kita bisa menjangkau konsumen dari berbagai daerah, bahkan hingga mancanegara. Ini peluang besar yang harus dimanfaatkan,” ungkapnya.
Menurut Heri, Singkawang memiliki potensi ekraf yang sangat beragam, mulai dari kuliner khas, kriya, fashion, seni pertunjukan, fotografi, hingga konten kreator. Potensi tersebut akan menjadi kekuatan besar jika dipadukan dengan strategi digital marketing yang tepat.
“Ekonomi kreatif yang dikelola secara digital mampu meningkatkan daya saing produk lokal, membuka lapangan kerja baru, serta mendukung tumbuhnya pariwisata daerah,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Ekraf Disparpora Kota Singkawang, Darwin, menyebutkan pelatihan ini merupakan program rutin tahunan yang secara konsisten diselenggarakan melalui Bidang Ekraf. Selain menjadi wadah peningkatan kapasitas SDM, program ini juga menjadi indikator capaian kinerja bidang ekraf.
“Setiap tahun, kegiatan ini menghadirkan tema dan subsektor yang berbeda sebagai bentuk pemerataan dukungan terhadap 17 subsektor ekonomi kreatif yang ada,” jelasnya.
Pada edisi tahun ini, subsektor yang dilibatkan adalah kuliner, fashion, kriya, dan seni pertunjukan. Pemilihan subsektor mempertimbangkan keterbatasan anggaran serta kebutuhan prioritas pemahaman digital marketing di sektor-sektor tersebut.
“Memang karena anggaran kita terbatas, maka pelatihan ini hanya bisa dilakukan sekali dalam setahun, dengan peserta sekitar 20 orang,” tambah Darwin.
Di tahun-tahun sebelumnya, tema pelatihan menyasar subsektor berbeda, seperti konten kreator dan barista. Dengan model rotasi tema tiap tahun, Disparpora berharap seluruh subsektor ekraf di Singkawang bisa merasakan manfaat pelatihan ini dan mampu berkembang seiring dengan tumbuhnya pariwisata daerah. (Do)
Bid. IKP/Kominfo