Singkawang, MC – Dalam upaya memperkuat pengamalan nilai-nilai Pancasila di dunia pendidikan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia menggelar Seminar Penguatan bagi Kepala Sekolah dan Guru Pendidikan Pancasila se-Kota Singkawang, Rabu (22/10/2025), di Ballroom Hotel Swiss-Belinn Singkawang.

Kegiatan ini dihadiri Anggota Komisi XIII DPR RI Franciscus M.A. Sibarani, Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP RI Surahno beserta jajaran, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie, Wakil Wali Kota Muhammadin, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta para kepala sekolah dan guru Pendidikan Pancasila dari seluruh satuan pendidikan di Kota Singkawang.

Franciscus Sibarani menyebutkan, pemilihan Singkawang sebagai tuan rumah bukan tanpa alasan. Kota yang berulang kali menempati peringkat pertama sebagai Kota Toleransi di Indonesia itu dinilai sebagai contoh nyata penerapan nilai-nilai kebhinekaan dan semangat Pancasila dalam kehidupan masyarakat.

“Singkawang memiliki capaian luar biasa sebagai kota dengan tingkat toleransi tinggi. Itu menjadi salah satu alasan utama kami memilih Singkawang untuk kegiatan ini,” kata Franciscus.

Ia menambahkan, salah satu fokus utama kegiatan ini adalah memastikan Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila dapat diterapkan secara efektif di sekolah-sekolah.

Menurutnya, implementasi pendidikan Pancasila di Kalimantan Barat masih perlu diperkuat, sehingga kehadiran BPIP menjadi dukungan nyata bagi para pendidik.

Franciscus juga menyoroti tantangan baru dunia pendidikan di era digital, terutama kesenjangan pemahaman teknologi antara guru dan peserta didik. Kondisi ini, katanya, dapat memunculkan persoalan baru, termasuk kesalahpahaman dalam penggunaan media sosial.

“Komisi XIII DPR RI akan memberi perhatian serius terhadap isu ini. Guru harus mendapat pembinaan dan perlindungan agar tidak dirugikan oleh perkembangan teknologi,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi BPIP RI Surahno menegaskan pentingnya penguatan kapasitas guru sebagai agen utama pembinaan ideologi bangsa. Ia menjelaskan, kegiatan ini juga menjadi wadah kajian keterbacaan BTU Pendidikan Pancasila agar nilai-nilai dasar negara dapat diwariskan secara otentik dari generasi ke generasi.

“Anak bangsa perlu memiliki imunitas ideologi yang kuat di tengah derasnya arus informasi global. Karena itu, penguatan pendidikan Pancasila menjadi fondasi membangun karakter bangsa,” ujar Surahno.

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengapresiasi atas kepercayaan BPIP dan DPR RI memilih Singkawang sebagai lokasi penyelenggaraan kegiatan. Ia menilai, guru memiliki peran strategis sebagai garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda.

“Nilai Pancasila harus disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan dekat dengan keseharian siswa, bisa melalui kegiatan seni, budaya, atau lomba di sekolah,” kata Tjhai Chui Mie.

Ia menekankan, jika nilai-nilai Pancasila telah tertanam kuat sejak dini, bangsa Indonesia akan semakin kokoh dan tidak mudah dipecah belah.

“Dengan menerapkan Pancasila, kita yakin Indonesia akan tetap satu. NKRI harga mati,” ujarnya. (Do)

Bid. IKP/Kominfo