Singkawang, MC – Wali Kota Singkawang menyaksikan pemutaran film 3D edukasi kesehatan otak di bioskop Singkawang Grand Mall, Minggu (15/5/2022). Kegiatan yang mengangkat tema “Kesehatan otak manusia menentukan peradaban bangsa dan potensi bencana yang mengintainya” ini menghadirkan narasumber dari Siloam Hospital yaitu Dokter spesialis bidang Bedah Saraf, Prof Dr. Dr. dr. Eka Julianta Wahjoepurnomo, SpBS(K)., PhD.
Film ini mengedukasi para peserta yang hadir mengenai fungsi-fungsi bagian otak serta penyakit yang timbul akibat gangguan pada otak serta bagaimana tim dokter spesialis menangani pasien yang datang akibat penyakit yang timbul.
“Sangat bahagia sekali, Kota Singkawang mendapat kunjungan dari dr. Eka bersama tim dimana beliau adalah dokter spesialis bidang bedah saraf di Indonesia yang terkenal dengan segudang prestasinya dan menginspirasi banyak dokter di Indonesia dengan nilai sosial dan kemanusiaan yang luar biasa,” ujar Tjhai Chui Mie, Wali Kota Singkawang.
Dikabarkan beberapa waktu lalu, sekitar 150 orang siswa SMA kelas XII jurusan IPA mengikuti kegiatan seminar otak yang diadakan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang. Kedatangan dr. Eka Julianta bekerjasama pihak ketiga ini dikabarkan akan memberikan beasiswa kepada anak-anak kurang mampu dan berprestasi sebanyak 3 (tiga) orang untuk bisa mengenyam pendidikan di sekolah bidang kedokteran.
Tjhai Chui Mie menyebutkan bahwa kehadiran dr. Eka Julianta ke Kota Singkawang juga bermaksud untuk mengedukasi masyarakat bahwa dokter-dokter di Indonesia juga memiliki kemampuan yang mumpuni. Namun, hal ini dibatasi dengan minimnya kelengkapan fasilitas kedokteran yang mendukung para dokter untuk menangani setiap pasiennya. Misalnya saja peralatan MRI (Magnetic Resonance Imaging).
“Hal ini perlu pemerintah sikapi untuk memperlengkapi peralatan kesehatan, khususnya untuk RSUD dan rumah sakit swasta yang ada di Kota Singkawang supaya bisa alat-alat yang canggih. Pemerintah Kota Singkawang akan mencermati kebutuhan alat seperti MRI ini karena memang penting untuk mendeteksi kondisi kesehatan otak seseorang,” ujarnya.
Saat ini, pemeriksaan MRI dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan prosedur serta syarat dan ketentuan yang berlaku yang harus diikuti oleh para pengguna layanan BPJS Kesehatan.
Sementara itu, Narasumber sekaligus Dokter spesialis bidang Bedah Saraf, Prof Dr. Dr. dr. Eka Julianta Wahjoepurnomo, SpBS(K)., PhD menambahkan dibukanya kesempatan beasiswa bagi siswa-siswa teladan dan berprestasi di Kota Singkawang ini nantinya diharapkan untuk bisa kembali mengabdi di daerah dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kota Singkawang.
“Maka dari itu, kita benar-benar mendorong anak-anak berprestasi Kota Singkawang yang terpanggil untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang selanjutnya, khususnya di bidang kesehatan, untuk betul-betul serius belajar dan mengambil kesempatan ini. Kalau dia gagal dan ngga kerasan, biaya beasiswa kita minta kembalikan supaya mereka serius menjalani pendidikan ini untuk membangun daerah mereka kembali,” terangnya.
Ia juga berpesan kepada Pemerintah Kota Singkawang dan para pengusaha di Kota Singkawang untuk bersinergi melengkapi fasilitas kesehatan di Kota Singkawang. Menurutnya, kelengkapan fasilitas kesehatan suatu daerah memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan, selain untuk menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk kepentingan lainnya.
“Kita ngga mungkin melarang masyarakat untuk pergi ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik. Tapi kalau memang bisa difasilitasi dengan adanya sinergi dari pemerintah daerah dan pengusahanya, tentu ini akan sangat membantu sekali dalam menekan biaya,” ujarnya.
Kedepannya, Ia berkomitmen akan kembali mendatangi Kota Singkawang bersama-sama dengan tim jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk membantu memberikan pelayanan ataupun membangun kualitas layanan kesehatan di Kota Singkawang.
“Apabila ada masyarakatnya yang kurang mampu dan membutuhkan pengobatan, Ibu Tjhai Chui Mie dapat menghubungi kami. Kami benar-benar mau bantu daerah. Suatu saat jika ada kasus yang sulit di Singkawnag, kita serius datang. Bisa bayar silakan, ngga bisa bayar ngga apa-apa. Itu prisnipnya karena kami senang kalau pasien bisa sehat kembali,” ungkapnya.
Bid. Informasi dan Komunikasi Publik