Singkawang, MC – Membaca buku merupakan aktivitas yang baik untuk melatih otak. Tidak sedikit manfaat yang didapat dari kegemaran membaca yang intensitasnya tinggi. Beberapa manfaat diantaranya bahkan dapat membantu meningkatkan perekonomian rumah tangga di masa pandemi.
Untuk itu Pemerintah kota Singkawang bersama Perpustakaan Nasional RI menggelar Talk Show dalam rangka Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat Kota Singkawang di Balairung Kantor Wali Kota Singkawang, Senin (5/4/2021).
Hadir pada kegiatan tersebut, Gubernur Kalimantan Barat, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang, Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan, Forkopimda, Kepala OPD, Kepala Sekolah dan komunitas.
Gubernur Sutarmidji mengatakan perlunya membenahi SDM yang berkualitas, kreatif, inovatif dan berwawasan global. Salah satu upaya Pemerintah adalah dengan menanamkan minat kegemaran membaca melalui jalur pendidikan formal, keluarga, dan masyarakat.
“Masyarakat kita masih menganggap kegiatan membaca dan menulis sebagai pekerjaan yang asing dan belum dianggap sebagai kebutuhan. Tidak heran kalau negara kita selalu tertinggal dalam hal-hal terkait inovasi. Buku yang kita baca, paling tidak, selain untuk mengisi waktu luang juga bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari kita. Dengan membaca, secara tidak langsung kita sudah menjelajahi dunia tanpa batas,” kata Gubernur saat membuka kegiatan.
Sutarmidji menilai kebutuhan dan aktivitas membaca tidaklah dibatasi usia dan pekerjaan tertentu. Ia menghimbau agar membenahi perpustakaan di lingkungan daerah sehingga dapat dijadikan sarana pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas SDM.
“Dinas Perpustakaan Singkawang perlu bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan Provinsi Kalimantan Barat. Agar saling bahu-membahu membina dan mengembangkan berbagai jenis perpustakaan, termasuk perpustakaan sekolah, perpustakaan umum desa/kelurahan, serta Taman Baca Masyarakat,” ujarnya.
Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan, Deni Kurniadi mengatakan terdapat keterkaitan sisi hulu dan hilir persoalan literasi di Indonesia. Menurutnya, keterkaitan tersebut melahirkan rendahnya daya saing SDM, IPM, inovasi, pendapatan, rasio gini, dan indeks kesejahteraan mandiri masyarakat.
“Orang yang malas membaca akan menimbulkan domino effect dalam hidupnya. Wawasan terhadap perkembangan dunia sangat sempit, sulit mendapat pekerjaan, mudah untuk diadu-dombakan, pendapatan rendah, dan tidak ada sumbangsih inovasi yang dapat diberikan,” katanya.
Dari data tahun 2020, United Nation Development Program (UNDP) menyatakan Indonesia menduduki posisi 107 dari 189 negara dalam hal Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam mendorong minat membaca.
Sementara Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengungkapkan beberapa hal yang menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat, diantaranya maraknya teknologi informasi yang berkembang di masyarakat, minimnya keluarga dalam menanamkan tradisi membaca, kurangnya daya beli masyarakat terhadap buku-buku.
“Budaya tutur di masyarakat masih jauh lebih dominan daripada budaya membaca dan menulis. Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) kurang memotivasi anak untuk mempelajari buku-buku. Hal-hal ini menjadi penyebab rendahnya minat membaca. Maka dari itu, perlu ada inovasi dalam meningkatkan minat membaca,” ungkap Tjhai Chui Mie.
Ia mengatakan perlu adanya terobosan baru dalam meningkatkan minat membaca masyarakat, khususnya pelajar di kota Singkawang. Ia mengatakan Pemerintah kota Singkawang sudah melakukan beberapa kegiatan yang mendorong minat membaca di kota Singkawang.
“Upaya dan kegiatan perpustakaan daerah kota Singkawang menyediakan perpustakaan keliling, membuka kunjungan ke perpustakaan bagi para pelajar di kota Singkawang, lomba bercerita anak, pojok pintar, gerobak pintar, pojok baca digital (POCADI), dan Digital Library (i-Singkawang Hebat).” ujarnya.
Ia mengatakan Pemerintah kota Singkawang sudah banyak menyediakan wadah pendidikan yang memadai bagi kebutuhan masyarakat. Melalui kegiatan ini, Ia mendorong pihak sekolah yang hadir untuk mengadakan kegiatan yang berpusat pada peningkatan minat membaca.
“Saya minta kepada kepala sekolah di kota Singkawang untuk membuat terobosan dalam metode pengajaran sehingga mengharuskan murid untuk membaca. Saya percaya kemampuan membaca yang dilatih, lama-kelamaan akan menumbuhkan rasa keingin-tahuan generasi muda,” ujarnya.
Kegiayan dirangkaikan dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perpustakaan Nasional RI dengan Pemerintah Kota Singkawang dan Sekolah Tinggi di Provinsi Kalimantan Barat. *MC/Td/VV