Singkawang, MC – Sekretaris Daerah (Sekda) Singkawang membuka Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Meta Data Statistik Sektoral Pemkot Singkawang Untuk Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Telematics Control Management (TCM) room, Selasa (25/2/2020).

Sekda mengatakan di era teknologi saat ini, data menjadi hal yang penting. Bapak Presiden RI mengatakan saat ini data lebih berharga dari “minyak” yang ketika kehadirannya memberikan manfaat banyak orang.

“Karena dengan menguasai data, pengumpul data bisa melakukan apapun hingga mengendalikan pemilik data,” katanya.

Pada era industri 4.0 ini, kita dipicu oleh pemanfaatan teknologi tingkat tinggi dalam menyelenggarakan pemerintahan.

“Ini menunjukkan betapa era big data ditopang oleh kekuatan managemen yang produktif,” ujarnya.

Pemerintah telah menetapkan regulasi terkait dengan penyelenggaraan satu data yaitu Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.

Sedangkan Pemkot Singkawang juga telah menerbitkan Peraturan Walikota Singkawang Nomor 25 tahun 2019 tentang Tata Kelola Data dan Informasi di lingkungan Pemkot Singkawang.

“Pentingnya bagi kita untuk memahami regulasi yang ada guna mewujudkan open data dan pertukaran data antar instansi pemerintah. Apalagi Kepala OPD beberapa waktu lalu telah menandatangani komitmen bersama integrasi dan implementasi satu data,” katanya.

Sumastro mengatakan data statistik menjadi tanggung jawab bersama. BPS sebagai pembina data bertugas menyajikan statistik dasar.

“Dan kita adalah sebagai wali data harus belajar dari BPS untuk menyajikan data statistik sektoral masing-masing OPD,” ujarnya.

Dengan ditambahnya satu bidang statistik dan persandian di Dinas Kominfo, Ia berharap penyelenggaraan statistik sektoral semakin baik.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Singkawang, Ahyadi berharap para pemangku kepentingan data di OPD dapat bekerjasama dan berperan penting sesuai tusinya masing-masing untuk memberikan dan mengupdate data informasi tentang kegiatan OPD nya.

“Nantinya akan diintegrasikan ke aplikasi data kite, satu data Indonesia maupun TCM room melalui PIC yang telah ditunjuk. Semoga FGD ini menjawab tantangan zaman secara kolaborasi untuk data Indonesia,” harap Ahyadi.