Singkawang, MC – Komitmen Pemerintah Kota Singkawang dalam upaya penurunan angka prevalensi stunting di daerah sejatinya tidak pernah kendur sejak Instruksi Presiden tahun 2021 lalu.
Hal ini ditegaskan Wakil Wali Kota Singkawang Muhammadin dalam sosialisasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) Kota Singkawang di Ruang Bumi Bertuah, Selasa (15/4/2025).
“Saya kembali menekankan bahwa Pemerintah Daerah sangat serius mengupayakan penurunan stunting khususnya di Kota Singkawang,” ucapnya.
Muhammadin menyebut, penguatan kerangka intervensi aksi konvergensi secara terintegrasi akan terus dilanjutkan.
Sosialisasi Genting ini juga menjadi implementasi Surat Keputusan Wali Kota Singkawang Nomor 400.13.37/122/DN-02.PPKB Tahun 2025 tentang Tim Pengendali Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) Kota Singkawang. Untuk itu, ia meminta komitmen dan dukungan penuh semua pihak yang terlibat di dalamnya.
“Upaya penurunan ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, karena kolaborasi kita menjadi kunci untuk memastikan program sampai pada tingkat kelurahan,” katanya.
Komitmen ini bukan tanpa sebab, melihat tren angka prevalensi stunting menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di Kalimantan Barat yang turut menjadi perhatian bersama. Di mana pada tahun 2023 masih sebesar 20,6%.
Sedangkan untuk Kota Singkawang sendiri berada pada urutan keempat dengan angka 20,1% di bawah Kabupaten Sekadau, Kapuas Hulu dan Kota Pontianak.
“Justru kabupaten bisa jauh lebih rendah dari kita, jadi ini sebuah PR kita bersama,” ujarnya.
Muhammadin pun berharap, melalui sosialisasi Genting ini seluruh pihak khususnya dinas pengampu dapat mengambil suatu langkah evaluasi dan pengendalian agar di tahun 2025 target penurunan stunting dapat dicapai dengan lebih baik.
“Sekali lagi lagi saya tegaskan ini adalah sebuah job desk besar untuk kita. Mungkin banyak faktor yang harus segera dibenahi, salah satunya vaksin imunisasi kita masih rendah dan kurang optimalnya pemberdayaan posyandu,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Nuryamin menjelaskan, Genting merupakan salah satu program Quick Wins Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Yakni gerakan gotong royong masyarakat secara pentahelix yang melibatkan unsur Pemerintah, BUMN/BUMD, Media, LSM, Akademisi, Dunia Usaha serta Perseorangan untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, kuat dan tidak stunting.
“Bentuk kegiatannya dengan pemberian bantuan yang bersumber dari kepedulian para pihak sebagai Orang Tua Asuh (OTA) bagi Keluarga Berisiko Stunting,” ujarnya.
Adapun terdapat empat jenis bantuan dalam pelaksanaan GENTING, yaitu Nutrisi berupa pemberian makanan lengkap siap santap kaya protein hewani untuk anak asuh dalam periode 1000 HPK dengan durasi disesuaikan hingga 23 bulan.
“Kemudian, bantuan Non Nutrisi meliputi perbaikan jamban/MCK dan rumah layak huni, bantuan Akses Air Bersih serta bantuan Edukasi meliputi edukasi pencegahan pada remaja dan calon pengantin juga edukasi penanganan pada ibu hamil, pengasuhan dan peningkatan kapasitas ekonomi,” lanjutnya.
Nuryamin juga menjelaskan, yang menjadi sasaran Genting terbagi menjadi tiga prioritas yang mencakup keluarga ibu hamil, menyusui, Bayi di bawah Usia Dua Tahun (Baduta), keluarga berisiko dan tidak berisiko stunting, Baduta baru lahir serta yang belum terdata.
“Sedangkan untuk bantuan pendampingan Genting dapat diutamakan pada keluarga prioritas dan hasil pengukuran TB dan BB dengan kriteria berisiko,” tambahnya.
Perlu diketahui, sampai saat ini bantuan Genting di Kota Singkawang telah banyak dilakukan diantaranya pemberian bantuan nutrisi terhadap 60 Baduta di Kelurahan Bukit Batu oleh Persit Brigif 19/Khatulistiwa dan 90 Baduta di Kelurahan Roban oleh Persit Kompi 641/BRU, serta pembangunan akses air bersih berupa sumur bor bersama TNI AD Manunggal Air. (Do)
Bid. IKP/Kominfo