Singkawang, MC – Secara garis besar, sepanjang tahun 2024 kemarin inflasi di Kalimantan Barat dan Wilayah Singbebaswah masih terkendali.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Kota Singkawang melalui paparan hasil tinjauan inflasi dan Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kalbar dan kawasan Singbebaswah dalam kegiatan High Level Meeting Pengendalian Inflasi Daerah kawasan Singbebaswah yang dilaksanakan di Basement Kantor Wali Kota, Kamis (9/1/2025).
“Untuk inflasi year-to-year, Singkawang dan nasional sama. Yakni diangka 1,57% dan Singkawang menjadi yang terendah di Kalimantan Barat,” ucap Kepala BPS Singkawang, Yanuar Lestariadi.
Yanuar mengatakan, kelompok pendorong utama inflasi tahunan baik di Kalimantan Barat maupun Singkawang adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Untuk IPH, sampai dengan minggu pertama 2025, secara umum terjadi peningkatan harga 20 bahan pangan di Kalimantan Barat sebesar 2,23% dibandingkan Desember 2024.
Dan komoditas yang memberikan andil terbesar pada peningkatan harga ini adalah daging ayam ras (0,713%), cabai merah (0,500%), dan cabai rawit (0,473%). Lanjut Yanuar.
“Sepanjang tahun 2024, IPH tertinggi terjadi di Sambas yakni pada bulan Maret sebesar 4,362%, sedangkan IPH penurunan terdalam selama tahun 2024 terjadi di Mempawah sebesar -6,570% pada bulan Mei,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat Anggini Sari menyampaikan, Komoditas Aneka Cabai, Daging Ayam Ras, dan Telur Ayam Ras berpotensi menyumbangkan Inflasi bulan Januari 2025.
Selain itu, diperkirakan pula terdapat peningkatan harga di wilayah Singbebaswah yang disumbang utamanya oleh Komoditas Daging Ayam Ras dan Cabai Merah.
“Harapannya aneka cabai, daging ayam ras dan telur ayam ras, untuk lebih diperhatikan terlebih menjelang rentetan imlek , ramadan dan hari lebaran,” katanya.
Anggini juga menjelaskan, sebagaimana diketahui wilayah Singbebaswah merupakan salah satu lumbung padi di Kalimantan Barat, memiliki rasio produksi cabai yang relatif tinggi, dan pendukung utama produksi komoditas telur ayam ras. Untuk itu, program inovasi perlu dilakukan guna meningkatkan produktivitas dan menjaga isu pangan.
“Program Operasi Pasar tahun 2024 yang telah dijalankan, diharapkan memberikan dampak kenaikan produksi pada tahun 2025 dan seterusnya,” sambungnya.
Ia menegaskan, agar adanya penguatan KAD dan BUMD Pangan di Wilayah Singbebaswah salah satunya peningkatan infrastruktur distribusi, perbaikan penyerapan surplus produksi dan permodalan.
“Rekomendasinya dapat dilakukan melalui pembentukan BUMD Pangan Singbebaswah dan menjalin kerja sama dengan mitra hingga pemasaran produk,” tutupnya. (Do)
Bid. IKP/Kominfo