Singkawang, MC – Kota Singkawang berkesempatan menjadi tuan rumah Pameran Artefak Peninggalan Rasulullah SAW dan Sahabat di Rumah Adat Melayu Balai Serumpun tanggal 18-24 Oktober 2024.
Pameran dibuka resmi Staf Ahli Ekonomi dan Pembangunan, Karjadi dan menghadirkan 40 Artefak peninggalan baginda Rasulullah SAW dan Sahabat.
Sebelum dibuka resmi, dua Artefak yaitu sorban/imamah dan rambut Rasulullah SAW dilepas dari Kantor Walikota oleh Pj Sekda, Aulia Candra yang selanjutnya dibawa berkeliling Kota Singkawang.
Dalam sambutannya Karjadi mengatakan kehadiran Artefak tersebut memberikan berkah tepat dihari jadi Pemkot Singkawang ke-23.
“Pas kali ini bertepatan dengan HUT Pemkot Singkawang ke-23, Singkawang diberikan berkah dengan hadirnya artefak/barang-barang peninggalan Rasulullah SAW dan sahabat,” ungkap Karjadi.
Karjadi menyebut pameran tersebut benar-benar spesial, karena selain mempermudah warga Singkawang bertabbaruk dengan peninggalan nabi, hal tersebut juga bisa menambah kecintaan dan kerinduan kepada insan termulia di sisi Allah SWT.
“Tentunya ini adalah pameran yang spesial, karena warga Singkawang tidak hanya mudah bertabbaruk dengan barang peninggalan nabi, yang lebih spesial lagi adalah kita bisa menambah kecintaan dan kerinduan pada insan yang karenanya lah kita bisa lepas dari zaman kegelapan,” sebutnya.
Karjadi mengimbau warga Singkawang turut meramaikan pameran religi tersebut.
“Mari warga Singkawang, ramai-ramai datang kesini (Rumah Adat Melayu) bawa anak-anaknya, agar anak-anak kita juga belajar mencintai Rasulullah SAW melalui barang-barang peninggalan beliau,” ajaknya.
Sementara, Pengasuh Ponpes Tahfidz Milenial Ashqaf dan Mariyam Collage, KH. Luthfan Khibar A’lam berdoa melalui wasilah kehadiran artefak Baginda Nabi Muhammad ini, kota Singkawang semakin damai, aman dan rukun.
Ia juga menjelaskan seluruh artefak yang ada memiliki asuransi dan sertifikat keasliannya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan keaslian artefak telah melalui uji laboratorium selama 30 tahun dan melewati uji sanad oleh ahli ilmu sejarah, arkeolog dan ilmu sanad.
“Semua barang ini ada asuransinya, yang namanya asuransi itu barang nya harus asli dan bersertifikat serta melalui proses uji lab selama 30 tahun termasuk juga uji sanad,” jelasnya.
“Kita juga bertanya ke ahli sejarah, ahli arkeolog dan ahli dalam ilmu sanad, bahkan kami sampai ke Ponpes Temboro di Jawa Timur dan Alhamdulillah mereka secara sinkron menyatakan keaslian artefak-artefak ini, sehingga kami yakin untuk menggelar pameran ini di Kalimantan Barat,” tutupnya. (Gun)
Bidang IKP/Kominfo Singkawang