Singkawang, MC – Pasca Rembuk Stunting bulan September kemarin, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang kembali menggelar Rapat Koordinasi Strategi Konvergensi Penanggulangan dan Pencegahan Stunting di Ballroom Hotel Mahkota, Rabu (2/10/2024).
Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang Achmad Hardin menyampaikan kegiatan ini untuk menyatukan visi dan misi dalam rangka koordinasi pelaksanaan 8 aksi konvergensi terhadap 10 kelurahan lokasi fokus intervensi penurunan stunting terintegrasi Kota Singkawang tahun 2024.
Hardin menambahkan, dari sisi kerangka intervensi untuk 10 kelurahan yang menjadi lokus tersebut, penanganan stunting secara garis besar dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang difokuskan pada 1000 (seribu) Hari Pertama Kehidupan.
“Intervensi gizi spesifik yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan, sedangkan intervensi gizi sensitif berkaitan dengan penyediaan air bersih dan sanitasi,” katanya.
“Pada tingkat kelurahan, kita juga selalu mengupayakan pemberian makanan tambahan melalui posyandu-posyandu, bahkan kita juga mengadakan sweeping ke rumah-rumah. Karena ini memang komitmen kita semua untuk mengupayakan pencegahan stunting,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Yulianus Anus meminta kepada seluruh pemangku kepentingan dari jenjang kelurahan hingga kota untuk tidak pernah berhenti bekerja dalam pengentasan kasus stunting di Kota Singkawang.
“Jangan pernah berhenti bekerja dengan tulus dalam urusan stunting, selalu kuatkan sinergitas agar penurunan stunting di Kota Singkawang dan target Indonesia Emas 2045 dapat terwujud,” ungkapnya.
Sementara itu, Narasumber KPM Satgas Percepatan Penurunan Stunting Kalimantan Barat, Aida Mokhtar menjelaskan dalam paparannya, sesuai dengan strategi nasional dalam penanggulangan stunting telah di tetapkan 5 (lima) pilar pencegahan stunting. Antara lain, komitmen dan visi misi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi intervensi spesifik dan sensitif, ketahanan pangan dan gizi, terakhir penguatan sistem, pemantauan serta evaluasi.
“Strategi nasional ini apabila dilaksanakan dengan baik tentu bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi serta akses air minum dan sanitasi, memperbaiki pola asuh, dan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan,” jelasnya.
Aida berharap, dari rakor ini seluruh stakeholder di Kota Singkawang dapat saling bekerja sama dan berkomitmen sehingga penerapan lima pilar ini dapat mewujudkan target pemerintah Kota Singkawang dalam penanggulangan stunting hingga mencapai di bawah angka 14% di tahun ini. (Do)
Bid. IKP/Kominfo