Singkawang, MC – Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Provinsi Kalimantan Barat mengukuhkan Bapak Asuh Anak Stunting dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) Singkawang di Balairung Kantor Wali Kota Singkawang, Rabu (7/9/2022).

Pengukuhan BAAS ini dilakukan dengan mempertimbangkan angka stunting Kalbar saat ini cukup tinggi, yaitu 29,8 persen. Sementara, angka stunting nasional sekitar 24,4 persen. Tetapi, Presiden RI meminta angka stunting diturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024 berdasarkan Perpres RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.

“Kota Singkawang merupakan kota dengan angka stunting paling rendah di Provinsi Kalimantan Barat. Wajar karena sudah masuk wilayah kota dimana fasilitas kesehatan memadai dan didukung pembangunan infrastruktur yang baik. Mulai dari kebersihan air, lingkungan dan juga kehidupan dari masyarakatnya diperhatikan dengan baik,” ujar Ria Norsan.

“Nah, peranan BAAS Kota Singkawang bertugas untuk melakukan pendataan anak stunting per Kecamatan. Dari laporan data tersebut, kemudian akan melakukan pembinaan, penyuluhan, pelayanan kesehatan dan memberikan bantuan asupan gizi kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga tepat sasaran,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie dikukuhkan menjadi salah satu Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) Kota Singkawang. Tjhai Chui Mie menilai upaya percepatan penurunan angka stunting ini memerlukan komitmen bersama dan aksi nyata dengan cara intervensi dan konvergensi penurunan angka stunting dan melakukan hal nyata dalam penanggulangan stunting.

Ia mengatakan Pemerintah Kota Singkawang menargetkan kondisi Zero Stunting dalam upaya mendukung percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Ia berharap kehadiran BAAS Kota Singkawang dapat memberikan kontribusi yang tepat menyasar kepada kalangan masyarakat yang membutuhkan, khususnya kaum Ibu dan remaja putri.

“Kota Singkawang targetnya zero stunting. Dengan pengukuhan ini, harapannya program aksi harus segera kita laksanakan dengan sungguh-sungguh. BAAS Kota Singkawang akan bertemu dengan masyarakat terkait penanganan stunting, khususnya kaum Ibu dan remaja putri. Mereka akan diedukasi sedini mungkin untuk mengetahui bahwa kondisi stunting dapat terjadi saat bayi masih dalam masa kandungan,” ujarnya.

Ia menambahkan BAAS Kota Singkawang dalam waktu dekat akan memberikan edukasi stunting kepada sebanyak 28 sekolah tingkat SMA/SMK atau yang sederajat se-Kota Singkawang. Kemudian, sejumlah puskesmas dan klinik dimana sasaran utamanya adalah Ibu-Ibu muda yang akan melahirkan anak pertama.

“Kepada calon Ibu, kita edukasi merawat diri dan calon bayi yang dikandung dengan memberikan gizi dan vitamin yang terbaik. Supaya kondisi bayi pasca kelahiran terjaga baik dan begitu pula dengan masa pertumbuhannya,” katanya.

Saat ini prevalensi stunting Kota Singkawang berada di angka 22,3 persen. Dari jumlah tersebut, Ia mengatakan Kecamatan Singkawang Tengah adalah wilayah kecamatan dengan prevalensi stunting yang tertinggi di Kota Singkawang.

Perlu diketahui, Bapak Asuh Anak Stunting Kota Singkawang adalah Ketua DPRD Kota Singkawang, Kapolres Singkawang dan Dandim 1202 Singkawang. Sementara, Bunda Asuh Anak Stunting Kota Singkawang adalah Wali Kota Singkawang, Ketua TP PKK Kota Singkawang, Ketua Bhayangkari Polres Singkawang, dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Kota Singkawang.

Bidang Informasi dan Komunikasi Publik