Singkawang, MC – Majelis Al Bahjah Kalimantan Barat mengelar tabligh akbar bersama Buya Yahya Pimpinan Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon di Masjid Nurul Hidayah, Kelurahan Naram, Selasa (27/12/2022) malam.

Tabligh Akbar yang dihadiri oleh Penjabat Wali Kota Singkawang, Kepala Kantor Kemenag, Danramil Singkawang Utara, Komandan Kompi Markas Brigif 19/Kh, Kapolsek Singkawang Utara diisi dengan ceramah dari Ulama Nusantara asal Cirebon, Buya Yahya.

Ratusan jamaah memadati hampir di setiap sisi masjid Nurul Hidayah menyambut kehadiran Buya Yahya dengan diiringi Sholawat mahalul qiam.  Rasa khidmat begitu terasa ketika Buya Yahya menyampaikan tausiahnya, semua itu dilakukan jamaah demi untuk meraih berkah serta ridho dari Allah SWT dan Syafaat Baginda Nabi Muhammad SAW.

Mengawali tausiyahnya, Buya Yahya mengingatkan, hadirnya jamaah di majelis yang mulia ini, karena Allah telah memilih dan menetapkan jamaah untuk bisa hadir di majelis ilmu. Serta tak lupa beliau juga berpesan agar jamaah senantiasa untuk mendoakan keluaraganya, karena doa orang yang hadir dalam sebuah majelis ilmu, doanya diijabah oleh Allah SWT.

Buya Yahya, melanjutkan ceramahnya dengan berpesan agar kita selalu istiqomah untuk menata hati, penuhi hati dengan rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama, walaupun kepada ahli maksiat sekalipun. Karena ketika seseorang telah dipenuhi hatinya dengan rasa cinta dan kasih sayang, maka dia tidak akan rela melihat saudaranya terjerumus dalam kemaksiatan dan mereka selalu senantiasa berdoa meminta kepada Allah agar Allah menolong dan memberikan hidayahNya kepada saudaranya.

Buya sedikit bercerita tentang sejarah dari salah satu tokoh pejuang Islam, Salahudin Al Ayubbi, dalam sejarahnya menegakkan ajaran Nabi Muhammad SAW. Ia tidak hanya sekedar berfokus pada pengaturan strategi perang, namun ia disetiap malam selalu bermunajat kepada Allah hingga menangis, hanya untuk meminta kepada Allah, agar umat yang akan berperang dengannya bertobat tanpa harus melalui perpegangan.

Dari cerita tersebut, kita dapat menarik pelajaran, bahwa dalam berdakwah demi menegakkan amal Ma’ruf nahi munkar, kita harus mengedepankan adab dan akhlak yang mulia, dan hal tersebut telah dicontohkan oleh para perintis Islam di Nusantara yaitu para Wali Songo, yang mana melalui dakwah yang lembut itulah, beliau – beliau berhasil mengislamkan hampir seluruh Nusantara pada waktu itu tanpa perpegangan.

Diakhir tausiyah, beliau berpesan agar jamaah memulai untuk mendoakan orang yang telah mendzolimi kita dengan mendoakan kebaikan untuk mereka, karena hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menata dan membersihkan hati. Dan menjauhkan diri dari sifat dendam, demi terciptanya kedamaian dalam hidup.

Tabligh akbar ditutup dengan doa yang dipimpin langsung oleh Buya Yahya.

Bidang Informasi dan Komunikasi Publik